NEWS

Menteri ESDM Dorong Pembangkit Nuklir Jika Sumber EBT Habis pada 2035

Teknologi CCS/CCUS bisa dipertimbangkan untuk transisi.

Menteri ESDM Dorong Pembangkit Nuklir Jika Sumber EBT Habis pada 2035Menteri ESDM, Arifin Tasrif, memastikan ketersediaan BBM bagi masyarakat, menjelang mudik Lebaran 2022. (dok. Kementerian ESDM)
12 July 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, mengatakan sumber energi baru terbarukan (EBT) Indonesia berpotensi habis pada 2035 jika seluruh pembangkit EBT menjadi beban dasar atau base load. Dia berpandangan Indonesia perlu mencari sumber-sumber energi baru yang dapat digunakan untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat.

"Kita bisa manfaatkan nuklir," ujarnya dalam Pembukaan EBTKE ConEx 2023, Rabu (12/7).

Namun, dia berpendapat kondisi bahan baku pembangkit nuklir yang sumbernya diperkirakan bakal jadi rebutan harus juga dipertimbangkan. Karena itu, alternatif lain untuk penyediaan energi bersih, meski bersumber dari  bahan bakar fosil, mesti dipikirkan. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi carbon capture and storage atau carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS).

Dengan teknologi tersebut, pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil tetap dapat berstatus ramah lingkungan karena menangkap emisi karbon yang dilepas dan menyuntikkannya kembali ke dalam ruang penyimpanan yang terdapat di dalam tanah.

"Barangkali kita bisa memanfaatkan reservoir untuk bisa menyimpan karbon. Ini yang harus kita amankan. Siapa tahu, teknologi itu kompetitif dan potensi ini masih bisa terbuka lagi," katanya.

Opsi lain

Dalam kesempatan sama, Direktur Keuangan PT PLN (Persero), Sinthya Roesli, mengatakan PLN telah menyusun rencana transisi energi dengan memetakan potensi tambahan sumber EBT serta pendanaan yang dapat dilakukan hingga 2040.

Dalam skenario moderat PLN, seluruh potensi EBT yang dapat ditambahkan ke dalam bauran energi nasional akan terpakai. Sebagai contoh, dibutuhkan tambahan pembangkit EBT base load sekitar 800 MW per tahun untuk Pulau Sumatera dan 1.300 MW per tahun untuk Pulau Jawa.

"Itu sudah di-exhaust semua sumber daya terbarukan yang ada di Sumatra dan Jawa," ujarnya. "Beyond 2040, akan menjadi tantangan kita untuk melihat apakah nuklir akan menjadi suatu opsi dan apakah kita akan juga bisa mengadopsi dan mengutilisasi teknologi yang akan berkembang ke depannya sejalan dengan waktu."

Related Topics