NEWS

Meta Gandeng E-commerce untuk Kembangkan Live Shopping

Meta dan Tokopedia kembangkan proyek B2B dengan UMKM.

Meta Gandeng E-commerce untuk Kembangkan Live ShoppingCEO Meta Indonesia, Peter Lydian, saat berbicara dalam forum Fortune Indonesia Summit 2023, Rabu (15/3)
16 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - CEO Meta Indonesia, Peter Lydian, mengatakan bakal menggandeng platform e-commerce untuk mengembangkan live shopping di Facebook hingga Instagram. Menurutnya, live shopping akan berguna untuk mendorong transaksi di lokapasar dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam hal ini, platform yang dimiliki Meta akan berfokus untuk mendorong pengembangan pasar baru di media sosial dengan potensi pemasaran yang efektif dari para kreator konten.

"Live shopping akan sangat berguna buat marketplace. Meta bukan marketplace. Kami memang kenalkan live. Tapi kita bukan jagonya transaksi. Kami akan fokus pada [building] market. Jadi kolaborasi dengan partner," tuturnya dalam forum Fortune Indonesia Summit 2023, Rabu (15/3). "Ke depannya kami akan fokus embrace prinsip collaborative partnership," ujarnya.

Dengan kolaborasi tersebut, Pieter yakin penjualan di loka pasar akan meningkat signifikan. Sebab platform media sosial Meta memiliki jutaan pengguna aktif dan bahkan telah dimanfaatkan untuk bisnis skala kecil hingga besar.

Hanya saja, dalam konteks perdagangan, platform media sosial Meta belum terintegrasi secara struktural dengan kanal-kanal lokapasar.

"Untuk tujuan dari business messaging, ini adalah tools yang ada di kantong semua orang. Bisa boost sales-commerce. Tanpa disadari sudah ada aktivitasnya, kayak konsultasi tapi belum distrukturkan dan dipermudah," katanya.

Permudah akses ke lokapasar 

Karena itu, ke depan Meta akan mempermudah akses pengguna media sosial ke kanal-kanal e-commerce, maupun akses pedagang di lokapasar ke media sosial.

"Ke depan kami lihat dua hal: dari sisi konsumen, kita punya WhatsApp for business. Dikiranya berbayar. Padahal enggak. Ada katalog di mana pebisnis UMKM dan lain-lain, bisa buat katalog, tracking, dan checkout. Tapi, kami belum bisa proses payment. Ini bawa ke konteks kedua, kerja sama. Kalau mau enable UMKM, ujung-ujungnya terstruktur dan jadi organisasi," ujarnya.

Ia mencontohkan produk susu yang sebagian besar produknya telah terdistribusi di minimarket. Sejauh ini, pemasaran produk menjadi lebih efisien dan efektif karena brand produsen memiliki kontrol atas persediaan di minimarket tersebut. 

Nah, dengan menggandeng perusahaan lokapasar, Meta berharap fitur pesan langsung di Instagram, Facebook hingga WhatsApp dapat digunakan untuk menghubungkan UKM dengan produsen produk.

"Business-to-business to small medium businesses (UKM) ini sebutnya. Project yang sedang kita kerjakan bersama, Tokopedia ada 5 juta merchant. Sekarang kalau bicara mengenai toko-toko merchant Tokopedia direct to consumer yang bisa checkout, yang kecil-kecil kami bikin platform ads di atas platform Tokopedia, jadi mereka bisa pasang iklan di atas platform Instagram, Facebook, checkout di Tokopedia," katanya.

Related Topics