NEWS

Neraca Perdagangan Juni 2023 Surplus US$3,4 Miliar

Neraca dagang surplus US$19,93 miliar pada Semester I-2023.

Neraca Perdagangan Juni 2023 Surplus US$3,4 MiliarShutterstock/Alexey Lesik
17 July 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta , FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2023 mengalami surplus US$3,4 miliar.

Surplus tersebut berasal dari ekspor US$20,61 miliar dikurangi impor US$17,15 miliar.

Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto, mengatakan ekspor Indonesia turun 5,05 persen month-to-month (mtm) dari Mei 2023 yang mencapai US$21,71 miliar dan turun 21,18 persen year-on-year (yoy) dari Juni 2022 yang mencapai US$26,14 miliar.

Namun, penurunan impor jauh lebih dalam dibandingkan dengan penurunan ekspor, yakni anjlok 19,40 persen mtm dari Mei 2023 yang mencapai US$21,28 miliar dan turun 18,35 persen yoy atau dibandingkan dengan Juni 2022 yang mencapai US$21 miliar.

"Dengan angka ini, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 38 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/7).

Secara terperinci, surplus neraca dagang pada Juni 2023 meningkat tajam (708,55 persen) dibandingkan dengan Mei 2023. Meski demikian, surplus tersebut masih lebih rendah (-32,75 persen) dibandingkan dengan bulan sama tahun lalu.

Lebih lanjut, surplus neraca perdagangan Juni 2023 ditopang oleh surplus komoditas non migas yang mencapai US$4,42 miliar, dengan komoditas penyumbang seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

"Surplus perdagangan non migas Juni 2023 ini jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi masih lebih rendah dibandingkan Juni 2022," kata Atqo.

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas masih mencatatkan defisit US$960 juta dengan minyak mentah dan hasil minyak sebagai komoditas penyumbang defisitnya. "Jadi, untuk migas mengalami defisit," ujarnya. "Meski demikian, defisit perdagangan migas Juni 2023 jauh lebih rendah dibandingkan Mei maupun bulan sama di 2022," ujarnya.

Surplus semester I-2023

Secara kumulatif, total surplus neraca perdagangan Indonesia pada semester I-2023 mencapai US$19,93 miliar, lebih rendah US$5,06 miliar atau 20,24 persen dibandingkan dengan periode sama pada 2022.

Jika dilihat berdasarkan negara mitra dagang, Indonesia mengalami surplus besar terhadap India (US$1,2 miliar), Amerika Serikat (US$1,1 miliar) dan Filipina (US$800 juta). 

Surplus dengan India didorong komoditas lemak dan minyak hewan, bahan bakar mineral, serta logam mulia dan perhiasan atau permata.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan terbesar dialami dengan Australia (US$500 juta), Thailand (US$300 juta) dan Jerman (US$300 juta). "Defisit terdalam yang dialami dengan Australia ini didorong oleh beberapa komoditas antara lain serelalia, bahan bakar mineral, serta gula dan kembang gula," katanya.

Related Topics