Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kalah Pemungutan Suara, PM Jepang Shigeru Ishiba Putuskan Mundur

PM Jepang, Shigeru Ishiba. (commons.wikimedia.org/Kantei)
PM Jepang, Shigeru Ishiba. (commons.wikimedia.org/Kantei)

Jakarta, FORTUNE - Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan, Senin (8/9). Keputusan drastis ini diambil kurang dari setahun masa kepemimpinannya, sebagai bentuk pertanggungjawaban langsung atas kekalahan telak koalisi partai berkuasa dalam pemilihan majelis tinggi parlemen.

Langkah Ishiba ini seketika memicu perebutan kursi kepemimpinan baru di tubuh Partai Demokratik Liberal (LDP) dan menjerumuskan Jepang ke dalam periode ketidakpastian politik di tengah krisis kepercayaan publik yang mendalam.

Dalam konferensi pers yang emosional, Ishiba menyatakan hasil pemilu merupakan cerminan dari ketidakpuasan rakyat. Koalisi LDP bersama partai Komeito kehilangan mayoritas kursi di majelis tinggi, sebuah pukulan telak yang melumpuhkan kemampuan pemerintah untuk mengesahkan undang-undang secara efektif.

“Saya memutuskan mundur untuk mengambil tanggung jawab atas hasil pemilu yang berat ini. Saya mempersembahkan permintaan maaf terdalam saya kepada rakyat Jepang,” ujar Ishiba, seperti dikutip dari Reuters.

Menurut laporan The Japan Times, Ishiba mengatakan regenerasi kepemimpinan diperlukan untuk memulihkan citra partai.

“Saya menilai, untuk membangun kembali LDP dan dunia politik, kita perlu melangkah maju dengan wajah baru di pucuk pimpinan,” katanya.

Kekalahan dalam pemilu ini bukanlah penyebab tunggal. Hasil tersebut merupakan puncak dari kemarahan publik yang terakumulasi akibat skandal dana gelap yang mengguncang faksi-faksi utama di LDP selama berbulan-bulan. Skandal yang melibatkan praktik penggelapan dana kampanye oleh para elite partai telah menggerus kepercayaan publik hingga ke titik terendah.

Menurut The Guardian, pengunduran diri Ishiba tidak serta-merta menyelesaikan akar masalah. Siapa pun penggantinya akan mewarisi pekerjaan rumah yang sangat berat untuk memulihkan integritas politik.

“Masalah fundamental ketidakpercayaan publik terhadap politik, yang berasal dari isu dana gelap, tidak akan hilang hanya karena perdana menteri telah berganti,” demikian media tersebut, menyoroti tantangan sistemik yang menanti pemimpin Jepang berikutnya.

Pengunduran diri Ishiba kini secara otomatis memicu pemilihan presiden LDP untuk mencari penggantinya, yang juga akan menjabat sebagai perdana menteri. Sejumlah nama kuat disebut-sebut akan bersaing dalam kontestasi ini, termasuk politisi senior Sanae Takaichi, mantan Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi, dan mantan Menteri Digital Taro Kono.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us