Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Dirjen PPR Luky Afirman dalam Peluncuran ORI 020

Jakarta, FORTUNE - Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Luky Alfirman, mengatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang mencapai Rp1,5 triliun masih dapat diatasi.

Hal tersebut dia sampaikan sebagai respons atas pernyataan Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, bahwa Sulsel tengah berada di ambang kebangkrutan karena defisit anggaran.

“Defisit itu ada pembiayaannya. Sama seperti pemerintah pusat, APBN ada defisit. Kita cari pembiayaannya. Di pemerintah daerah juga. Ada defisit lalu cari pembiayaannya dari mana,” kata Luky seperti dikutip Antara, Senin (17/10).

Salah satu contoh pembiayaan yang Luky maksud dapat dilakukan melalui sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) tahun sebelumnya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu, Sandy Firdaus, menjelaskan defisit Sulsel berasal dari akumulasi kewajiban Dana Bagi Hasil (DBH) provinsi yang belum dibayarkan ke kabupaten/kota selama beberapa tahun.

Meski demikian, menurutnya, defisit tersebut masih bisa dikelola oleh pemerintah Sulsel.

“Dia bisa melakukan sedikit refocusing belanja. Untuk belanja-belanja yang tidak terlalu penting, misalnya, bisa dikurangi untuk membayar DBH itu,” ujar Sandy.

Menurutnya, Pemprov Sulsel juga bisa menyelesaikan kewajiban utang dengan memanfaatkan aset-aset yang dimiliki. Karena itu, dari sisi solvabilitas, keuangan daerah Sulsel masih terbilang aman dan tidak bisa disebut bangkrut.

<p><strong>Upaya penghematan</strong></p>

Editorial Team

Tonton lebih seru di