Kopi Papua Raup Rp1,6 Miliar di World of Coffee Jakarta 2025

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Papua mencatat nilai transaksi kopi asal Papua di ajang World of Coffee (WoC) Jakarta 2025 menembus angka Rp1,6 miliar dengan volume penjualan mencapai 9,8 ton.
Kepala Perwakilan BI Papua, Faturachman, dalam keterangannya di Jayapura, Senin, menyampaikan bahwa capaian tersebut meningkat dibanding perhelatan serupa di Kopenhagen tahun lalu yang menghasilkan transaksi senilai Rp1,45 miliar.
"Jadi Koperasi Produsen Emas Hijau Papua yang merupakan UMKM binaan kami yang berhasil membukukan transaksi dagang untuk kopi Papua sebesar Rp1,6 miliar dalam ajang World of Coffee (WoC) Jakarta 2025," katanya, dalam keterangan pers, Selasa (20/5).
Faturachman menilai pencapaian ini mencerminkan daya saing kopi Papua di pasar internasional serta memperlihatkan keberhasilan kolaborasi antara koperasi, petani lokal, dan BI dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Kopi yang ditampilkan oleh Koperasi Emas Hijau Papua berasal dari dataran tinggi Papua dengan ketinggian mencapai 1.700 meter di atas permukaan laut dan telah melalui proses pascapanen yang berstandar," ujarnya.
Ia memerinci, total volume 9,8 ton tersebut berasal dari tujuh Letter of Intent (LoI) yang ditandatangani baik oleh mitra dalam negeri maupun luar negeri.
"Untuk luar negeri ada Cairo Coffee Collective yang berasal dari Mesir dengan volume satu ton atau senilai Rp180 juta, lalu United Coffee Brand dari Dubai dengan volume 5 ton atau senilai Rp900 juta, kemudian Soo Coffee Enterprise dari Malaysia dengan volume 0,5 ton atau senilai Rp80 juta dan Bianco Cafe dari Bahrain dengan volume 0,1 ton atau senilai Rp45 juta," ujarnya.
Ia menambahkan, transaksi dalam negeri berasal dari Overhead, Coffee Beyond Borders, dan Ontosoroh Coffee, dengan volume masing-masing 0,2 ton senilai Rp38 juta, satu ton senilai Rp135 juta, dan dua ton dengan nilai Rp180 juta.
Faturachman memastikan BI akan menindaklanjuti hasil WoC Jakarta melalui pelatihan lanjutan dan kegiatan pascapameran guna meningkatkan kapasitas produksi. Selain itu, menjembatani pelaku usaha dengan lembaga pembiayaan untuk mendukung ekspor dan memperluas pasar.