Korsel Duga DeepSeek Sebar Data Pribadi dengan TikTok

- Pemerintah Korea Selatan menangguhkan aplikasi DeepSeek dan menyelidiki dugaan adanya penyebaran data pribadi.
- Kemunculan DeepSeek jadi pesaing ChatGPT asal Amerika Serikat.
- DeepSeek dirilis pada Januari 2025 dan menjadi aplikasi gratis paling banyak diunduh di App Store Apple
Pemerintah Korea Selatan mengonfirmasi bahwa startup artificial intelligence (AI) asal Cina, DeepSeek, telah membagikan data pribadi pengguna dengan platform TikTok tanpa persetujuan.
Komisi Perlindungan Informasi Pribadi atau Personal Information Protection Commission (PIPC) Korea Selatan melaporkan ada hubungan antara DeepSeek dan ByteDance. Namun, hingga saat ini belum diketahui secara pasti data apa yang telah dipindahkan dan sejauh mana data tersebut dibagikan.
Dilansir BBC, Kamis (20/2), kritikus terhadap Cina telah lama berpendapat bahwa Undang-Undang Intelijen Nasional Cina memungkinkan pemerintah untuk mengakses data apa pun dari perusahaan-perusahaan Cina.
Meski demikian, ByteDance dan beberapa pihak berpendapat bahwa undang-undang yang sama juga memberikan perlindungan terhadap perusahaan swasta dan data pribadi.
Kondisi kerentanan data pribadi juga menjadi perhatian Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) yang mempertahankan larangan terhadap TikTok. Adapun larangan AS tersebut saat ini ditunda hingga 5 April, karena Presiden Donald Trump mencoba untuk mencapai resolusi.
Saat ini, Pemerintah Korea Selatan sedang menyelidiki kemungkinan bahwa DeepSeek juga membagikan data tersebut dengan perusahaan-perusahaan Cina lainnya.
Untuk diketahui, undang-undang Korea Selatan melarang perusahaan untuk membagikan informasi pribadi kepada pihak ketiga tanpa izin dari pemilik data.
Akibatnya, komisi tersebut telah menangguhkan sementara akses untuk mengunduh DeepSeek di Korea Selatan.
DeepSeek jadi pesaing ChatGPT
Chatbot AI buatan perusahaan Cina bernama DeepSeek tiba-tiba mencuri perhatian dengan menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store Apple setelah dirilis pada bulan Januari 2025 di AS.
DeepSeek mengeklaim model AI terbarunya setara dengan model-model terkemuka di industri AS seperti ChatGPT.
Menariknya, DeepSeek menjelaskan hanya butuh 6 juta dolar AS atau setara Rp97 miliar untuk membangun Chatbot AI. Angka ini jauh lebih sedikit dari miliaran dolar AS yang dihabiskan oleh perusahaan-perusahaan AI di negeri Paman Sam.
Untuk diketahui, DeepSeek didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng melalui perusahaan berbasis AI, High-Flyer. Liang lahir pada 1985, memiliki gelar di bidang teknik elektronik dan informasi dari Zhejiang University.
High-Flyer sendiri didirikan pada 2015 dengan fokus utama pada komputasi canggih untuk analisis data keuangan. Namun, pada 2023, Liang memutuskan untuk mengalihkan fokus perusahaan dan meluncurkan DeepSeek dengan tujuan mengembangkan model-model AI yang inovatif.
Pada November 2024, DeepSeek meluncurkan DeepSeek-R1, sebuah model yang dirancang untuk meniru cara berpikir manusia.
DeepSeek-R1 mendukung aplikasi Chatbot seluler, dan pada Januari 2025, situs antarmuka DeepSeek mulai dirilis sebagai alternatif yang lebih terjangkau dibandingkan dengan OpenAI.
Aplikasi AI tersebut dapat diunduh dan diakses di App Store dan situs daring di webnya. Diketahui, saat ini Chatbot AI gratis ini dengan cepat menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di Apple sekaligus menjadi aplikasi gratis dengan peringkat teratas di AS, Inggris dan Cina sejak diluncurkan.