Leverage Adalah: Pengertian dan Manfaatnya Bagi Perusahaan

Jakarta, FORTUNE – Modal merupakan salah satu komponen utama saat seseorang ingin mendirikan perusahaan. Dalam pelaksanaannya, modal tak hanya berupa hak pemilik atas aset sebuah perusahaan setelah dikurangi dengan jumlah kewajiban–ekuitas. Berkenaan dengan hal ini, ada juga yang disebut dengan leverage.
Menurut Investopedia, leverage bisa diartikan sebagai strategi investasi menggunakan uang pinjaman—khususnya, penggunaan berbagai instrumen keuangan atau modal pinjaman—untuk meningkatkan potensi pengembalian investasi.
Biasanya, untuk keperluan pembelian aset atau yang lebih fleksibel, perusahaan akan menggunakan leverage ketimbang ekuitas. Leverage ini oleh para investor digunakan untuk meningkatkan daya beli mereka di market.
Leverage ratio

Dalam operasionalisasi leverage dikenal sebuah istilah, yakni leverage ratio. Hal ini adalah perbandingan antara jumlah utang dalam perusahaan dengan total aset. Jadi, leverage ratio adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban utangnya dengan jumlah aset yang dimiliki.
Suatu perusahaan yang memiliki nilai leverage yang tinggi bila total aset yang dimiliki perusahaan tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah aset krediturnya. Oleh karena itu, penggunaan leverage ratio akan dapat melihat perusahaan sedang sehat atau tidak. Bila leverage ratio semakin besar, maka akan semakin tinggi risiko gagal bayar ke kreditur.
Jenis-jenis leverage

Setelah mengetahui pengertian leverage, kita juga perlu mengetahui tiga jenis leverage yang umum diketahui dalam perusahaan.
- Leverage Keuangan
Jenis ini disebut juga Financial leverage, yakni modal yang digunakan para Manajer Keuangan untuk memaksimalkan return dari para pemilik saham ekuitas. - Leverage Operasional
Leverage operasi dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan biaya operasi tetap. Hal ini agar dapat meningkatkan pengaruh perubahan penjualan atas laba operasi bisnis. - Leverage Gabungan
Leverage ini memiliki nilai keuntungan yang tinggi karena terdapat biaya tetap. Modal atau dana yang tercakup di dalamnya adalah biaya keuangan yang sifatnya pasif dan biaya operasional tetap. Perusahaan biasanya memilih tingkat combined leverage yang nilainya tinggi, sedangkan perusahaan konservatif lebih memilih nilai leverage minim.
Manfaat leverage

Ada beberapa manfaat leverage yang bisa kita dapatkan ketika menggunakan leverage ratio, yakni:
- Untuk menilai dan melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. Misalnya, membayar angsuran pinjaman dan bunga dari pihak kreditur.
- Untuk mengetahui kedudukan perusahaan atas kewajiban ke pihak kreditur.
- Menilai besarnya pengaruh utang terhadap pengelolaan aset.
- Untuk melihat besaran nilai aset perusahaan yang dibiayai oleh utang.
- Untuk melihat dan mengukur seberapa besar porsi dari modal yang dijadikan jaminan utang jangka panjang oleh perusahaan.
- Mengetahui kesetimbangan antara nilai aset seperti aktiva tetap dengan modal.
- Mengetahui total dana atau modal pinjaman yang dalam waktu dekat akan jatuh tempo.
Rumus leverage

Untuk mengukur leverage, kita harus tahu rumus leverage ratio. Berikut ini adalah beberapa rumusnya: .
- Debt to Assets Ratio (DAR) Rasio Utang Terhadap Aset
Rasio ini untuk menghitung atau mengukur kemampuan perusahaan yang mengandalkan utang untuk membiayai asetnya. Formulasinya adalah sebagai berikut.
DAR = Total Utang : Total Aset
Bila nilai DAR semakin rendah, berarti tingkat keamanan dananya baik, serta pencatatan transaksi keuangannya aman. - Debt to Equity Ratio (DER) Rasio Utang Terhadap Ekuitas
Perhitungan ini merupakan rasio utang terhadap ekuitas. DER ini menunjukkan keterkaitan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal yang dimiliki perusahaan.
DER = Total Utang Keseluruhan : Modal sendiri x 100%
Semakin rendah nilai DER, maka keamanan keuangan suatu perusahaan semakin baik, dan begitu pula sebaliknya. - Debt to Capital Ratio (DCR) Rasio Utang Terhadap Modal
Rasio ini adalah rasio yang berfokus pada kewajiban utang sebagai bagian dasar total modal perusahaan. Berikut ini adalah rumusnya.
DCR = Total Utang Saat Ini : (Total Utang + Total Ekuitas)
Bila suatu perusahaan sedang mengalami tingginya rasio utang terhadap modal dibanding dengan perusahaan lainnya, artinya akan terjadi kegagalan risiko bayar yang tinggi. Dengan begitu, utang tersebut bisa memberikan dampak buruk terhadap operasional bisnisnya. - Time Interest Earned (TIE) Rasio Cakupan Bunga
Rasio bermanfaat untuk menghitung besarnya laba operasi yang mampu membayar bunga dari utang. Dengan penghitungan ini, perusahaan akan mengetahui berapa besarnya laba bersih yang dimiliki (Interest Coverage Ratio)
TIE = Laba Operasi(+Penyusutan) : Bunga Utang Jangka Panjang - Tangible Assets Debt Coverage (TAD Coverage) Rasio Solvabilitas
Suatu perusahaan perlu menghitung besarnya aset tetap yang dapat digunakan perusahaan untuk menjamin utang jangka panjang atau Tangible Assets Debt Coverage (TAD Coverage).
TAD Coverage = (Jumlah Aktiva+Tangible+Utang Lancar) : Utang Jangka Panjang