Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Donald Trump Siapkan Serangan Tarif Balasan, Situasi Memanas

Donald Trump pada salah satu acara kampanye di Phoenix, Arizona. Flickr/Gage Skidmore
Intinya sih...
  • Trump merencanakan penerapan tarif balasan untuk menekan defisit perdagangan AS yang mencapai US$1,2 triliun tahun lalu.
  • Kebijakan ini berpotensi menaikkan tarif bagi mitra dagang utama mulai April, sekaligus membuka ruang negosiasi dengan puluhan negara guna menurunkan hambatan perdagangan.
  • Lebih dari 17.000 kode tarif impor akan dikaji ulang untuk 186 negara yang saat ini memiliki status perdagangan Most-Favored Nation dengan AS.

Jakarta, FORTUNE - Presiden Amerik Serikat Donald Trump kembali melakukan kebijakan kontroversial melalui rencana penerapan tarif balasan seiring kebijakan negara mitra. Langkah ini dilakukan untuk menekan defisit perdagangan AS yang mencapai sebesar US$1,2 triliun tahun lalu.

Mengutip dari laporan Reuters, Jumat (14/2), Trump telah memerintahkan Departemen Perdagangan dan kantor Perwakilan Dagang AS untuk menghitung ulang tarif impor secara rinci, mencakup setiap produk dari tiap negara. Kebijakan ini berpotensi menaikkan tarif bagi mitra dagang utama per April, sekaligus membuka ruang negosiasi dengan puluhan negara guna menurunkan hambatan perdagangan.

Upaya ini bukan perkara kecil, mengingat lebih dari 17.000 kode tarif impor akan dikaji ulang untuk 186 negara yang saat ini memiliki status perdagangan Most-Favored Nation dengan AS.

Misalnya, Brasil yang mengenakan tarif 18 persen untuk produk etanol AS, sementara AS justru membebaskan etanol Brasil dari bea masuk. Dalam skema baru ini, AS bisa menaikkan tarif agar setara dengan Brasil atau sebaliknya.

Ketimpangan tarif juga terlihat dalam perdagangan kendaraan. Uni Eropa mengenakan tarif 10 persen terhadap mobil impor, jauh lebih tinggi dibanding tarif AS sebesar 2,5 persen untuk mobil penumpang, meskipun AS menerapkan tarif 25 persen pada truk pikap yang sangat menguntungkan.

Pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa negara dengan surplus perdagangan besar terhadap AS akan menjadi target utama. China, Meksiko, Vietnam, Irlandia, dan Jerman masuk dalam daftar negara dengan surplus terbesar terhadap AS. Sementara itu, India tercatat sebagai mitra dagang AS dengan tarif rata-rata tertinggi, mencapai 17 persen untuk semua produk, jauh di atas tarif rata-rata AS sebesar 3,3 persen.

Ancaman bagi anggota BRICS

Trump juga mengancam negara-negara BRICS—Brasil, Rusia, India, dan Cina—dengan tarif 100 persen jika mereka "bermain-main" dengan dolar AS.

Selain menekan tarif impor, Trump juga mengincar Kanada dan Prancis atas kebijakan pajak layanan digital yang dikenakan pada raksasa teknologi AS seperti Google dan Amazon. Ia memerintahkan tim ekonominya menyusun tarif timbal balik guna mengimbangi pajak tersebut. Gedung Putih menilai kebijakan pajak ini merugikan perusahaan AS hingga lebih dari US$2 miliar per tahun.

Rencana Trump ini memicu respons dari berbagai negara. Jepang langsung menghubungi Gedung Putih untuk mencari kejelasan mengenai kebijakan tersebut dan dampaknya terhadap ekonomi mereka.

Dengan kebijakan baru ini, Trump kembali mengguncang lanskap perdagangan global. Jika tarif balasan ini benar-benar diterapkan, ketegangan dagang AS dengan mitra-mitranya diperkirakan akan semakin memanas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ekarina .
Eko Wahyudi
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us