Jakarta, FORTUNE - Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merilis proyeksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026 menjadi 5 persen. Ramalan tersebut memiliki angka lebih tinggi ketimbang outlook pada September yang hanya mencapai 4,9 persen.
Pada 2027, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi mencapai 5,1 persen.
Menurut OECD, inflasi rendah dan kondisi keuangan yang lebih longgar akan mendorong konsumsi dan investasi. Dalam taksirannya, inflasi Indonesia dapat mencapai level 1,9 persen pada 2025 sebelum menjadi 3,1 persen pada 2026.
“Dengan inflasi yang berada dalam kisaran target bank sentral 1,5-3,5 persen dan pertumbuhan yang berada di sekitar tren, kebijakan moneter diperkirakan akan semakin longgar,” demikian petikan dari laporan OECD Economic Outlook, Volume 2025 Issue 2, dikutip Kamis (4/12).
Meski demikian, perlambatan pertumbuhan ekspor di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global diperkirakan akan membebani aktivitas ekonomi.
Sementara itu, defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan hanya akan melebar secara terbatas. Namun, organisasi tersebut menegaskan bahwa penurunan harga komoditas lebih lanjut dapat memperburuk kondisi tersebut karena akan menekan pendapatan ekspor.
Dari sisi kebijakan, OECD memprediksi kebijakan fiskal akan cukup ekspansif pada 2025. Penyebabnya adalah peningkatan belanja untuk program pemerintah Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan pembentukan dana pengelolaan kekayaan negara baru.
Pembiayaan tersebut sebagian akan diambil dari pemotongan belanja pada sektor lain. Kebijakan fiskal diperkirakan kembali secara umum ke arah yang lebih netral pada 2026-2027.
OECD memandang peningkatan efisiensi belanja publik menjadi prioritas kebijakan utama, termasuk melalui peningkatan penargetan bantuan sosial agar lebih tepat sasaran menuju rumah tangga rentan.
“Memperkuat tata kelola investasi publik melalui perencanaan, pemantauan, dan evaluasi yang lebih baik akan membantu memastikan bahwa belanja infrastruktur menghasilkan pertumbuhan yang lebih kuat,” demikian OECD dalam laporan tersebut.
Akan hal proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 dan 2026, organisasi itu mematok masing-masing pada level 3,2 persen dan 2,9 persen (YoY).
Sebagai perbandingan, Kementerian Keuangan pada Agustus 2025 menargetkan pertumbuhan 5,4 persen pada tahun depan. Ini masih berada pada koridor yang sama dengan proyeksi Bank Indonesia yang memberikan kisaran 4,9-5,7 persen.
Pada kuartal III-2025, perekonomian Indonesia tumbuh 5,04 persen dalam setahun (YoY), menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS).
