Peringkat Smart City Jakarta Stagnan, Kalah dari Kuala Lumpur

Intinya sih...
Peringkat Smart City Jakarta tetap di posisi 103, kalah dari Kuala Lumpur yang naik ke peringkat 65.
Medan turun satu peringkat menjadi posisi 113, sementara Makassar naik satu peringkat ke posisi 114 dalam IMD Smart City Index 2025.
Kemacetan dan harga hunian tak terjangkau menjadi masalah utama warga Jakarta, Medan, dan Makassar menurut hasil survei IMD.
Jakarta, FORTUNE - Riset Smart City Index 2025 yang diterbitkan oleh IMD World Competitiveness Center (WCC) mencatatkan bahwa peringkat sistem Smart City Jakarta tersalip oleh Ho Chi Minh asal Vietnam.
Salah satu kota dari Vietnam ini tahun lalu berada di bawah peringkat Jakarta kini berada di posisi 100. Sedangkan, pada tahun ini, peringkat Jakarta tetap berada di peringkat 103 seperti tahun lalu. Sedangkan, untuk Kuala Lumpur diperingkat 65, naik 8 peringkat tahun ini.
“Di berbagai belahan dunia, kota-kota besar memang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dan menarik urbanisasi. Namun, keberhasilan ini sering diiringi pula dengan kenaikan biaya hidup yang signifikan,” kata Direktur WCC, Arturo Bris melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (9/4).
Peringkat smart city Medan turun, kemacetan jadi masalah
Selain Jakarta, terdapat Medan dan Makassar yang juga masuk dalam daftar. Namun, peringkat kedua kota ini pun tidak mengalami perubahan signifikan. Peringkat Medan turun satu peringkat dari 112 ke posisi 113 tahun ini. Sementara Makassar, naik satu peringkat dari 115 pada 2024 ke posisi 114 di 2025.
IMD Smart City Indeks merupakan penelitian tahunan yang mengukur tingkat persepsi masyarakat mengenai seberapa cerdas dan maju kota mereka. Penelitian ini mendefinisikan kota pintar sebagai kota yang mampu menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, teknologi, kelestarian lingkungan, dan inklusi sosial untuk meningkatkan kualitas hidup warganya. Pengukuran hasil riset dilakukan dengan mengumpulkan data dari 39 survei yang mewakili opini dari berbagai lapisan masyarakat.
Menurut hasil survei, masalah kemacetan dan korupsi adalah dua masalah utama yang menjadi perhatian warga Jakarta, Medan dan Makassar. Bagi warga Jakarta, tiga masalah penting yang perlu segera diselesaikan adalah polusi udara, kemacetan lalu lintas, dan masalah korupsi atau transparansi. Warga Medan tiga masalah besar mereka adalah soal keamanan, korupsi, dan kemacetan. Sementara warga Makassar mempermasalahkan soal tingkat pengangguran yang tinggi, korupsi, dan kemacetan.
Harga hunian kota besar tak terjangkau
Selain itu, penelitian ini juga menyoroti soal harga hunian yang makin tidak terjangkau di berbagai kota-kota besar dunia yang masuk dalam IMD Smart City Indeks 2025. Mahalnya harga hunian di kota-kota besar sudah menjadi isu global. Keterbatasan ketersediaan perumahan yang terjangkau tidak lagi jadi masalah rumah tangga dengan pendapatan rendah, tapi kini sudah berdampak pada kelas menengah.
Untuk mengukur hal ini, IMD secara spesifik menanyakan apakah warga mengalami kesulitan untuk menemukan hunian dengan biaya sewa yang sama atau kurang dari 30% dari rata-rata gaji bulanan mereka. Untuk Indonesia, kurang dari 20 persen warga yang menyatakan kalau biaya hunian mereka di Jakarta berkisar 30 persen gaji bulanan. Selain itu, hanya 10 persen warga Medan yang menemukan harga hunian yang berkisar 30 persen gaji bulanan.