Jakarta, FORTUNE - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatat konsumsi listrik pada kuartal ketiga tahun ini meningkat, dan bahkan beban puncaknya mencapai rekor tertinggi. Peningkatan konsumsi ini, bagi BUMN setrum, mengindikasikan tren bagus pemulihan ekonomi.
Berdasarkan data PLN, konsumsi listrik pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 187,79 TWh. Itu artinya, menurut BUMN ini, tingkat konsumsi tersebut meningkat 4,42 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Menurut PLN, indikasi pemulihan perekonomian di tengah pandemi terlihat dari pertumbuhan konsumsi listrik sektor industri sebesar 10,63 persen menjadi 58,04 TWh. Konsumsi sektor industri ini berkontribusi sebesar 30.91 persen dari total konsumsi listrik. Sedangkan, porsi terbesar konsumsi listrik berasal dari rumah tangga mencapai 46 persen atau setara 85,43 Twh.
“Perekonomian sudah mulai bangkit, dengan adanya vaksin dari pemerintah tren pandemi mulai menurun dan kami berharap segera terciptanya herd immunity di masyarakat sehingga perekonomian dapat kembali normal,” kata Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril dalam keterangan resmi seperti dikutip, Senin (18/10).
Bob menyebut, sektor usaha yang membukukan pertumbuhan konsumsi listrik tertinggi ialah industri tekstil mencapai 15 persen. Kemudian, diikuti sektor besi dan baja sebesar 10 persen, semen dan kimia 8 persen, makanan dan minuman serta plastik 7 persen, otomotif 6 persen, kertas 5 persen, dan pengolahan 4 persen.
Sementara untuk sektor bisnis, lanjut Bob, di periode yang sama juga tumbuh namun belum signifikan mencapai 1,57 persen. Sejumlah sektor bisnis yang tumbuh ini antara lain: kondominium dan hotel bintang tiga. “Kami berharap ke depan konsumsi listrik dari pedagang eceran dan kantor usaha yang mengalami pertumbuhan negatif dapat segera pulih dengan mulai menurunnya kasus paparan Covid-19,” katanya.