Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

SKK Migas Ungkap Tantangan dalam Capai Target Lifting Minyak

Sejumlah tanki berada di wilayah operasional ladang sumur minyak Blok Rokan areal kerja Rantau Bais di Kecamatan Tanah Putih Rokan Hilir, Riau, Selasa (4/2). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Intinya sih...
  • SKK Migas menghadapi tantangan capai target lifting minyak nasional.
  • Produksi minyak nasional rata-rata 580.224 barel per hari, lebih rendah dari target APBN 2024.
  • Faktor penyebab target lifting minyak tak tercapai: infrastruktur tua, proses perizinan kompleks, dan gangguan keamanan.

Jakarta, FORTUNE - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih menghadapi tantangan dalam mencapai target lifting minyak nasional.

Sepanjang 2024, produksi minyak nasional mencapai rata-rata 580.224 barel per hari, lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN 2024 sebesar 653.000 barel per hari.

Memasuki 2025, SKK Migas menargetkan lifting minyak dan gas bumi mencapai 1,61 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Produksi minyak diproyeksikan mencapai 605.000 barel per hari (BOPD) dan gas bumi mencapai 1,005 juta BOEPD sesuai proyeksi dalam APBN.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, mengungkap beberapa faktor yang menyebabkan target lifting minyak tidak tercapai, termasuk usia infrastruktur yang sudah tua dan proses perizinan yang masih kompleks. Ia menyoroti bahwa fasilitas hulu migas, terutama milik Pertamina, sudah berumur dan rentan mengalami kebocoran, terutama pada pipa di area lepas pantai.

“Banyak fasilitas hulu yang sudah tua mengalami kebocoran, terutama di pipa offshore akibat karat,” kata Djoko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR, Kamis (27/2).

Di sisi lain, proses perizinan yang masih memakan waktu panjang juga menjadi hambatan. Walaupun SKK Migas telah berupaya menyederhanakan regulasi dan mencabut aturan yang dianggap menghambat, birokrasi masih menjadi kendala bagi industri migas.

“Kami sudah berusaha menyederhanakan perizinan dan mencabut regulasi yang menghambat, tetapi prosesnya tetap cukup panjang,” kata Djoko.

Selain itu, faktor keamanan juga menjadi perhatian serius. Gangguan dari masyarakat sekitar pada kegiatan eksplorasi dan produksi masih kerap terjadi. Untuk mengatasi masalah ini, SKK Migas menggandeng TNI dan Polri guna memastikan operasionalisasi migas berjalan lancar.

Upaya meningkatkan produksi

Agar produksi migas bisa meningkat, SKK Migas terus mengupayakan insentif fiskal bagi badan usaha. Djoko menegaskan insentif ini diperlukan untuk menarik investasi dan mendorong eksplorasi yang lebih agresif.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi lifting minyak dan gas bumi sepanjang 2024 hanya mencapai 1.606,4 juta barel setara minyak per hari (mboepd), lebih rendah dari target APBN sebesar 1.668 mboepd.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us