Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Turun dari September, BPS Catat Inflasi 5,71% pada Oktober 2022

Kepala BPS, Margo Yuwono. (dok. Badan Pusat Statistik)

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 5,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Oktober 2022. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan inflasi tahunan tersebut lebih rendah dibandingkan bulan September yang mencapai 5,95 perse.

Menurut Margo, kondisi itu disebabkan inflasi komponen harga bergejolak--dengan andil 1,18 persen--yang mulai turun dari 9,02 persen pada September menjadi 7,19 persen di bulan lalu. Inflasi harga diatur pemerintah yang memiliki andil 2,5 persen juga mulai melandai di angka 13,28 persen, sama seperti bulan September ketika pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM. 

Meski demikian, inflasi inti yang andilnya mencapai 2,18 persen masih bergerak naik dari 3,21 persen menjadi 3,31 persen. "Terlihat bahwa harga bergejolak mengalami penurunan dari bulan-bulan sebelumnya. Ini yang meredam inflasi tahunan kita," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (1/11).

Margo melanjutkan, tekanan inflasi pada harga bergejolak disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan antara lain cabai merah (0,17 persen), telur ayam ras (0,16 persen), daging ayam (0,02 persen) dan cabai rawit (0,07 persen). "Kalau kita bandingkan bulan lalu ini sudah mulai melemah secara tahunan," tuturnya.

Kemudian, untuk inflasi yang berasal dari komponen harga diatur pemerintah, tekanan harga terjadi pada komoditas bensin (1,16 persen), tarif angkutan udara (0,35 persen), bahan bakar rumah tangga (0,30 persen), dan tarif angkutan dalam kota (0,11 persen).

Deflasi secara bulanan

Meski demikian, BPS mencatat deflasi bulanan (month to month/mtm) pada Oktober 2022 sebesar 0,11 persen, dan dan tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytod) Oktober 2022 sebesar 4,73 persen.

Menurut Margo, penurunan inflasi secara bulanan pada Oktober disebabkan kelompok pengeluaran makana, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar -0,97 persen dengan andil -0,75 persen.

Deflasi kelompok ini mengkompensasi inflasi pada kelompok pengeluaran transportasi yang cukup tinggi. "Jadi intinya pada Oktober terjadi deflasi sebesar 0,11 persen secara month to month yang utamanya disebabkan deflasi kelompok makanan minuman dan tembakau," tuturnya.

Share
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Hendra Friana
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us