Pangsa Pasar Asuransi Syariah Masih Rendah di 5,3%, Ini Kata Wapres


Jakarta, FORTUNE - Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menilai pangsa pasar industri asuransi syariah masih cukup rendah di angka 5,3 persen. Padahal, sektor tersebut merupakan salah satu bagian penting dalam pengembangan industri keuangan syariah.
"Menurut OJK, pangsa pasar asuransi syariah baru mencapai 5,3 persen di akhir 2021, padahal pertumbuhan industri asuransi syariah sudah berjalan hampir 3 dekade," ujar Ma'ruf dalam peluncuran Prudential Syariah, Selasa (5/4).
Sejarah asuransi syariah nasional bermula sejak 1994
Ma'ruf menjelaskan, industri asuransi syariah di Indonesia bermula sejak tahun 1994. Di mana sejarah asuransi syariah nasional dimulai sejak berdirinya PT Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga), yang bergerak di bidang asuransi jiwa syariah.
Namun menurutnya, pertumbuhan industri tersebut belum cukup tinggi dibandingkan industri keuangan syariah lainnya.
Wapres ingatkan asuransi terhadap pentingnya menjaga nilai syariah
Ma'ruf menilai, potensi asuransi syariah masih cukup tinggi. Ketertarikan masyarakat akan produk-produk jasa keuangan syariah ditunjukkan oleh konsumen terlepas dari agama dan keyakinan. Untuk itu sebagai faktor kunci, Ma'ruf mengingatkan untuk tetap menjaga nilai-nilai syariah dalam bisnis ini.
“Terus jaga nilai-nilai syariah dalam menjalankan bisnis demi menjaga kepercayaan sekaligus meningkatkan keyakinan publik akan keunggulan produk-produk jasa keuangan syariah dibandingkan konvensional,” tegasnya.
Ekonomi dan keuangan syariah Indonesia tempati posisi 4 dunia
Wapres menyatakan, ekonomi dan keuangan syariah nasional secara luas sudah ada sejak lama. Bahkan, Ma'ruf menilai ekonomi syariah Indonesia berhasil melewati krisis pandemi Covid-19. Bahkan, saat ini ekonomi syariah RI masih menempati posisi 4 dunia.
“Ekonomi dan keuangan syariah Indonesia menduduki posisi ke 4 dunia. Dalam aset industri keuangan syariah terus meningkat hingga 2021 mencapai 17 persen,” pungkas Ma'ruf.