Adopsi AI Kian Marak di Tempat Kerja, Teman atau Musuh?

Jakarta, FORTUNE - Adopsi AI dan pertumbuha. GenAI yang pesat dalam bisnis bak dua sisi mata uang.
Di satu sisi, karyawan melaporkan peningkatan kepercayaan pada perangkat ini selama setahun terakhir karena mereka menggunakannya lebih sering. Sekitar setengah dari karyawan menghemat sedikitnya lima jam seminggu dengan menggunakan GenAI di tempat kerja.
Di sisi lain, karyawan yang rutin menggunakan alat GenAI lebih mungkin khawatir akan kehilangan pekerjaan dibandingkan karyawan lain. Secara keseluruhan, 49 persen pengguna tetap percaya bahwa pekerjaan mereka mungkin akan hilang dalam sepuluh tahun ke depan, dibandingkan dengan hanya 24 persen karyawan yang tidak menggunakan GenAI.
Pandangan yang saling bertentangan dan paradoks ini muncul dari survei global yang dilakukan oleh BCG X terhadap 13.102 karyawan—mulai dari pimpinan eksekutif hingga karyawan garis depan—di 15 negara dan wilayah. Sebagian besar responden bekerja di kantor. Berikut ini gambaran lebih detail mengenai hasil survei prosek AI di tempat kerja pada 2024.
Membentuk kembali organisasi
BCG melakukan survei ini pada fase kritis dalam pematangan GenAI, ketika perusahaan-perusahaan beralih dari sekedar uji coba dan mulai mengintegrasikan teknologi ke dalam struktur organisasi mereka. Hampir dua pertiga pemimpin, atau 64 persen mengatakan bahwa mereka mulai menggunakan GenAI untuk membentuk kembali organisasi mereka.
Ketika perusahaan mentransformasikan bisnis mereka untuk mengakomodasi GenAI, mereka perlu mengelola ketegangan di tempat kerja antara rasa percaya diri dan kekhawatiran. Salah satu pendekatannya adalah dengan menekankan kemampuan GenAI untuk mengurangi pekerjaan yang membosankan, seperti tugas-tugas administratif, sekaligus meningkatkan waktu yang tersedia untuk tugas-tugas yang dinikmati karyawan, seperti pengembangan profesional dan, bagi manajer, pendampingan, dan pembinaan.