TECH

Facebook Hentikan Program Pengenalan Wajah dalam Sistemnya

Langkah ini dilakukan untuk tingkatkan kepercayaan pengguna.

Facebook Hentikan Program Pengenalan Wajah dalam SistemnyaIlustrasi pengenal wajah. (Pixabay/Gerd Altmann)
04 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan teknologi Facebook—yang memperbarui jenamanya jadi Meta—baru saja menghentikan fitur pengenalan wajahnya. Raksasa media sosial itu menyatakan berhenti menggunakan algoritme pengenalan wajah untuk menandai orang di foto dan video, termasuk pemakaiannya dalam mengidentifikasi para penggunanya.

The Verge (2/11) menulis bahwa langkah Facebook ini diambil sebagai tindak lanjut atas gugatan pelanggaran atas undang-undang privasi biometrik Illinois. VP Artificial Intelligence (AI) Facebook, Jerome Pesenti, menyatakan perusahaannya mengeluarkan biaya US$650 juta pada bulan Februari. Pembatasan serupa pernah terjadi pada fitur opt-in pada 2019.

Pesenti mengatakan lebih dari sepertiga pengguna aktif harian Facebook telah memilih pemindaian biometrik pengenalan wajah. Untuk itu, Facebook akan menghapus lebih dari satu miliar profil pengenalan wajah yang tercatat dalam sistem. “Perubahan ini adalah bagian dari langkah di seluruh perusahaan untuk membatasi penggunaan pengenalan wajah dalam produk kami,” katanya.

Sebagai bagian dari langkah ini, Facebook mengubah beberapa sistematikanya. Sistem teks alternatif otomatis Facebook untuk pengguna tunanetra takkan lagi menyebutkan nama orang saat menganalisis dan meringkas media. Selain itu, sistem takkan lagi menyarankan orang untuk menandai foto atau memberi tahu pengguna secara otomatis saat mereka muncul di foto dan video yang diposting oleh pengguna lain.

Biometrik pengenalan wajah tetap dipandang sebagai cara ampuh

Meski pengenalan wajah akan dihentikan, namun Pesenti mengungkapkan bahwa Facebook tetap memandang teknologi pengenalan wajah sebagai sistem yang ampuh untuk verifikasi identitas. “Tetapi, banyak contoh spesifik di mana pengenalan wajah dapat membantu perlu dipertimbangkan terhadap kekhawatiran yang berkembang tentang penggunaan teknologi ini secara keseluruhan,” ujarnya.

Menurut Pesenti, regulator belum menetapkan peraturan privasi yang komprehensif untuk pengenalan wajah. “Di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung ini, kami percaya bahwa membatasi penggunaan pengenalan wajah pada serangkaian kasus penggunaan yang sempit adalah tepat,” katanya kepada The Verge.

Langkah ini untuk meningkatkan kepercayaan para pengguna

Facebook menyatakan bahwa langkah penghentian fitur pengenalan wajah ini dilakukan dengan harapan kepercayaan para pengguna produknya akan semakin meningkat. Hal ini terutama berhubungan dengan privasi pengguna yang makin disorot setelah perusahaan beralih nama menjadi Meta dan siap meluncurkan metaverse yang berkait dengan teknologi virtual dan augmented reality.

The Verge memberitakan bahwa Facebook telah meluncurkan sepasang kacamata pintar yang dilengkapi kamera dalam kemitraan dengan Ray-Ban awal tahun ini, dan secara bertahap meluncurkan dunia virtual 3D pada platform headset Meta VR-nya. Untuk itu, penghentian sistem pengenalan wajah ini dianggap akan mendukung kelancaran berbagai tahapan yang direncanakan dan akan meningkatkan kepercayaan para pengguna serta regulator.

Related Topics