Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Harga Laptop Diprediksi Melambung, Stok RAM Diserap Habis Perusahaan AI

ilustrasi Crucial DRAM DDR5 dan DDR4 Pro (dok. Micron Technology, Inc)
ilustrasi Crucial DRAM DDR5 dan DDR4 Pro (dok. Micron Technology, Inc)
Intinya sih...
  • Pembangunan pangkalan data kecerdasan buatan (AI) memicu krisis pasokan RAM global.
  • Micron menghentikan lini produk memori konsumennya demi prioritas pasokan bagi perusahaan AI.
  • Harga RAM naik 171 persen pada kuartal III 2025.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Pembangunan pangkalan data kecerdasan buatan (AI) yang masif memicu krisis pasokan cip memori global, dan mendongkrak harga RAM hingga dua atau tiga kali lipat dalam beberapa bulan terakhir.

Situasi ini kian pelik setelah salah satu produsen cip terbesar, Micron, mengumumkan penghentian lini produk memori konsumennya yang populer, "Crucial". Langkah tersebut diambil demi memprioritaskan pasokan bagi perusahaan AI. Ini menjadi sinyal bahwa konsumen ritel—seperti gamer dan perakit PC—bukan lagi merupakan prioritas utama industri.

Menurut laman Futurism, Micron menyatakan akan mengakhiri lini RAM dan SSD "Crucial" demi "meningkatkan pasokan dan dukungan" bagi pelanggan strategis pada segmen yang tumbuh lebih cepat. Pelanggan strategis yang dimaksud adalah perusahaan AI raksasa.

"Pertumbuhan yang didorong oleh AI di pusat data telah menyebabkan lonjakan permintaan untuk memori dan penyimpanan," ujar Sumit Sadana, Wakil Presiden Eksekutif Micron, dikutip dari Futurism.

Keputusan ini dianggap sebagai tanda bahaya bagi industri. Matinya merek Crucial, yang selama tiga dekade menjadi andalan PC gaming terjangkau, melambangkan bagaimana obsesi industri teknologi terhadap AI mulai mengorbankan produk konsumen yang dicintai.

Kelangkaan ini membuat harga RAM menjadi sangat fluktuatif. Beberapa pengecer kini menjual perangkat RAM dengan "harga pasar" yang berubah setiap hari, alih-alih harga tetap. The Verge menggambarkan situasi ini seperti menjual "lobster" di restoran.

Laman iol.co.za melaporkan pada kuartal III tahun ini saja, harga RAM telah mengalami kenaikan rata-rata 171 persen. Sebagai contoh, di Amerika Serikat paket RAM DDR5 2×16 GB yang semula dipasarkan pada kisaran US$95,20 pada 1 September, melonjak menjadi US$132 per 8 Oktober.

Kenaikan ini dipicu oleh perebutan bahan baku DRAM. OpenAI dilaporkan menandatangani perjanjian dengan Samsung dan SK Hynix untuk membeli hingga 900.000 wafer DRAM per bulan. Jumlah ini setara dengan hampir 40 persen dari seluruh produksi DRAM di planet ini, demi mendukung proyek "Stargate" senilai US$500 miliar.

Selain permintaan AI, tarif impor Amerika Serikat terhadap Tiongkok turut memperburuk kenaikan harga komponen. Namun, situasi ini diprediksi justru menguntungkan Apple pada 2026.

Menurut analisis Macworld, Apple memiliki rantai pasokan yang terkunci melalui kontrak jangka panjang dengan volume besar. Artinya, perusahaan itu kemungkinan belum merasakan lonjakan harga produksi saat ini karena harga telah disepakati jauh hari sebelumnya.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan Apple akan tetap menaikkan harga jual produk mereka dengan alasan antisipasi biaya, mirip dengan maskapai penerbangan yang menaikkan harga tiket saat harga minyak naik.

Di sisi lain, laporan iol.co.za menyebut Apple tengah bersiap meluncurkan MacBook "budget" baru tahun depan, yang diklaim jauh lebih murah dibandingkan dengan model M4 Air saat ini.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in Tech

See More

Netflix Caplok Warner Bros Rp1.200 T, Guncang Peta Industri Hiburan

08 Des 2025, 11:38 WIBTech