TECH

Bisnis Melorot, Meta Bakal PHK 12.000 Karyawan Facebook

Meta memangkas anggaran di semua anak perusahaannya.

Bisnis Melorot, Meta Bakal PHK 12.000 Karyawan FacebookIlustrasi Facebook. (ShutterStock/AlexandraPopova)
10 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Meta Platforms Inc. tampaknya tidak kuasa untuk menahan kemelut kinerja bisnis di tengah kondisi ekonomi yang melorot. Perusahaan teknologi yang bermarkas di Amerika Serikat itu dikabarkan akan memangkas jumlah karyawan Facebook secara besar-besaran.

Mashable mengabarkan, Senin (10/10), CEO Meta, Mark Zuckerberg, menyatakan akan melakukan restrukturisasi terhadap 15 persen karyawan Facebook. Itu berarti kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) ini akan menyasar sekitar 12.000 pekerja. Namun, karyawan Facebook sebenarnya telah diperingatkan soal kebijakan efisiensi ini. 

Chief Enginer Facebook, Maher Saba, dilaporkan telah meminta para manajer perusahaan untuk mengidentifikasi karyawan di tim mereka yang “berkinerja buruk” pada Juli lalu.

Menurut sumber Business Insider yang mengetahui informasi soal PHK dari seorang karyawan Facebook, manajemen telah memberitahukan kepada pekerja bahwa mereka perlu mencari pekerjaan di tempat lain.

Bisnis Facebook

Shuterstock/Michael Vi

Sementara, Mark Zuckerberg belum lama ini menyatakan bahwa perusahaan telah mengambil kebijakan penghentian perekrutan karyawan baru. Bahkan, perusahaan bisa jadi akan menempuh langkah restrukturisasi

Dia mengutip soal kondisi perekonomian yang tidak menggairahkan.

"Saya berharap ekonomi akan lebih stabil sekarang, tetapi dari apa yang kami lihat sepertinya belum, jadi kami ingin merencanakan agak konservatif," kata Zuckerberg, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Menurutnya, Meta akan memangkas bujet di semua departemen dan anak perusahannya, termasuk Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

Dari segi kinerja keuangan, kata Zuckerberg, selama 18 tahun Facebook hadir, perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan. Namun, angka penjualan dan pendapatan dari kuartal terakhir telah melambat.

Di lain sisi, bisnis Meta menghadapi ganjalan menyusul kehadiran TikTok, aplikasi video pendek Bytdance, meski perusahaan itu masih mendominasi pasar periklanan seluler.

Berdasarkan data dari Google Finance, saham Meta saat artikel ini ditulis hanya mencapai US$133,45 atau turun 60,58 persen sejak awal tahun (year-to-date/ytd).

Meta tentu bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang tengah bergejolak. Sebelumnya, Google dan Microsoft telah mengeluarkan peringatan keras bagi karyawannya untuk meningkatkan produktivitas. Dua perusahaan itu dikabarkan telah melakukan pemotongan anggaran, serta menyetop perekrutan pegawai baru.

Related Topics