TECH

Harga LUNA Turun dari Rp1 juta ke Rp52, Investor: Saya Terlalu Serakah

LUNA jatuh bersamaan dengan koreksi harga TerraUSD (UST).

Harga LUNA Turun dari Rp1 juta ke Rp52, Investor: Saya Terlalu SerakahIlustrasi LUNA. Shutterstock/Muhammed AKAN
13 May 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Token Terra (LUNA) menjadi sorotan pelaku pasar aset digital dalam beberapa hari terakhir. Bagaimana tidak, harga aset stablecoin tersebut ambles mencapai titik terendah (dan mungkin sudah tak berharga).

Mengutip data dari coinmarketcap, pada perdagangan Kamis (12/5), harga LUNA hanya mencapai Rp52,19. Padahal, Jumat (6/5), harga token sama masih di kisaran lebih dari Rp1 juta. Dalam arti lain, hanya dalam waktu kurang dari sepekan, nilai LUNA sudah melorot lebih dari 100 persen.

Tentu kemerotosan harga LUNA itu membuat para investornya kalang kabut. Dilansir dari Fortune.com, Jumat (13/5), dalam sebuah forum u/Terra Luna di Reddit, situs media sosial, bahkan disediakan tautan ke pelbagai saluran bantuan, termasuk National Suicide Prevention Lifeline.

Pun begitu, tak sedikit pengguna yang mengunggah pengalaman mereka kehilangan investasinya. Salah satu anggota forum, No-Forever2056, mengatakan sesungguhnya telah mempertimbangkan untuk menarik investasinya ketika Luna diperdagangkan pada US$100 atau lebih dari Rp1,4 juta pada Maret-April.

Namun, ia menunda untuk melakukan hal tersebut. Ketika harga LUNA ambles, pengguna tersebut mengeklaim telah kehilangan US$17 ribu atau hampir Rp250 juta.

“Saya sangat percaya pada proyek dan pembangun dalam ekosistem. Saya tidak keluar karena serakah dan berharap bisa naik lagi,” kata No-Forever2056, yang menolak menyebutkan nama aslinya.

Setelah LUNA terjungkal

Ilustrasi perdagangan aset kripto. Shutterstock/Irina Budanova

No-Forever 2056 menuliskan meski ia ingin menarik investasinya saat ini, itu tidak bisa dilakukan karena perdangan LUNA dikunci (locked). Ini berarti bahwa uang tersebut terlibat dalam protokol “pertaruhan” yang menawarkan hasil berdasarkan token yang mereka pasang, dan tidak dapat ditarik begitu saja.

Pengguna tidak tahu apakah akan bertahan dengan investasi kripto usai kerugian yang terjadi di Terra. Dia lantas menyarankan orang lain untuk berpikir dan berhati-hati dalam berinvestasi di aset kripto.

“Lakukan penelitianmu sendiri (do your own research/DYOR). Selalu ambil keuntungan dan ambil kembali investasi awal Anda segera setelah Anda berhasil,” kata mereka.

Pengguna lain menulis bahwa mereka telah kehilangan sekitar US$450 ribu atau lebih dari Rp6,5 miliar.

“Saya tidak bisa membayar bank. Saya akan segera kehilangan rumah saya,” tulis pengguna tersebut. Namun, Fortune.com tidak dapat memverifikasi kerugian pengguna.

Rugi dalam investasi kripto tentu bukan hal baru. Aset tersebut memang lazim akan risiko tinggi, namun imbal hasilnya juga tinggi. Dalam istilah lain, high risk high return.

Sementara itu, Binance, salah satu platform pertukaran kripto terbesar, sempat menangguhkan penarikan LUNA, Rabu (11/5).

Penyebab harga LUNA anjlok

Teknologi ekosistem blockchain Terra dan tumpukan cryptocurrency Luna. Shutterstock/David Sandron
Teknologi ekosistem blockchain Terra dan tumpukan cryptocurrency Luna. Shutterstock/David Sandron

Related Topics