TECH

Pencipta PlayStation Nyinyir Soal Metaverse

Headset virtual metaverse dinilai hanya menganggu.

Pencipta PlayStation Nyinyir Soal MetaverseKantor Sony Interactive Entertainment (SIE) di Silicon Valley; SIE Inc, bagian dari Sony Corporation, menangani pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak Playstation. Shutterstock/Sundry Photography
25 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Ken Kutaragi, penemu konsol gim PlayStation, mencibir metaverse dan mengingkari prospeknya sebagai jaringan besar teknologi berikutnya. Dia bahkan menyebut bahwa teknologi metaverse tidak berguna.

“Berada di dunia nyata sangat penting, tetapi metaverse adalah tentang mengakali kenyataan di dunia virtual, dan saya tidak melihat apa pentingnya melakukan itu,” kata Ken dalam wawancara bersama Bloomberg, seperti dikutip pada Selasa (25/1). Menurut Ken, metaverse bukanlah pemersatu dunia nyata dan maya.

Metaverse merupakan ruang virtual di internet yang mencakup pelbagai teknologi, seperti media sosial, gim, augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan kripto. Dengan sejumlah teknologi tersebut, para penggunanya dapat saling berinteraksi melalui karakter virtualnya atau avatar.

Ken meyakini metaverse pada dasarnya bukan teknologi baru karena sudah pernah diterapkan sebelumnya. “Anda lebih suka menjadi avatar polesan ketimbang diri Anda yang sebenarnya? Apa bedanya dari situs papan pesan anonim,” ujarnya.

Bukan penyuka headset virtual

Kutaragi, pencipta bisnis gim Sony Group Corp pada 1993, sekarang menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Ascent Robotics Inc, sebuah perusahaan rintisan yang berfokus pada kecerdasan buatan di Tokyo. Startup tersebut baru saja mengumpulkan US$8,7 atau lebih dari Rp120 miliar.

Ascent Robotics bertujuan memadukan dunia nyata dengan dunia maya secara lancar. Ascent tengah mengembangkan teknologi untuk sistem robotik yang akan ikut mengubah objek dunia nyata menjadi data yang dapat dibaca komputer. Gagasannya adalah membuat robot lebih cerdas dan fleksibel yang dapat melakukan berbagai tugas dan menghasilkan lebih dari satu jenis produk.

Saat ini banyak perusahaan teknologi, termasuk Apple Inc., Meta Platforms Inc., dan unit Sony Playstation yang sedang mengembangkan headset VR di tengah adu cepat menuju metaverse. Namun, Kutaragi bukan penggemar hal semacam itu.

“Headset akan mengisolasi Anda dari dunia nyata, dan saya tidak menyukainya,” ujarnya. 

Elon Musk: Metaverse tidak menarik

Elon Musk, CEO Tesla yang didapuk sebagai orang terkaya dunia versi Forbes, menyatakan tidak ada yang menarik dalam ekosistem metaverse. Menurutnya, orang takkan menikmati pergerakan dengan headset VR sepanjang waktu. Musk juga menolak istilah metaverse karena digunakan sebagai kata kunci dan taktik pemasaran.

"Saya tidak tahu apakah saya harus membeli barang-barang metaverse ini, meskipun orang-orang berbicara banyak kepada saya tentang hal itu," kata Musk (27/12/2021).

Musk juga merasa hidup dalam dunia maya dan berbagi pengalaman pribadi di sana tidak memiliki masa depan.

Dia lebih memilih Neuralink, perusahaan neuroteknologi yang bertujuan menyebarkan implan otak manusia untuk memulihkan dan meningkatkan kemampuan fisik melalui komputer. Menurut Musk, Neuralink bisa menempatkan seseorang sepenuhnya di dalam realitas virtual dengan menanamkan cip ke dalam otak.

Telah banyak perusahaan yang menunjukkan ambisinya untuk terjun ke metaverse. Walmart dikabarkan telah mengajukan sejumlah merek dagang baru untuk sejumlah barang di ekosistem metaverse, seperti barang virtual hingga kripto. Nike pun sempat menyatakan bakal mengembangkan jenamanya ke metaverse dengan meluncurkan NIKELAND.

Related Topics