TECH

Survei: Anak Muda Mendominasi Antusiasme Terhadap Metaverse

Publik berharap metaverse akan bantu pembelajaran virtual.

Survei: Anak Muda Mendominasi Antusiasme Terhadap MetaverseIlustrasi metaverse. Shutterstock/Skipper_SR
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Hampir sebagian besar warga dunia antusias dengan perkembangan teknologi metaverse, menurut survei terbaru dari Ipsos untuk Forum Ekonomi Dunia (WEF). Bahkan, antuasiasme tersebut didominasi oleh kalangan generasi muda.

Dalam survei Ipsos bertajuk How The World Sees The Metaverse and Extended Reality, 52 persen warga mengaku familiar dengan metaverse. Tak hanya itu, 50 persen responden bahkan menyatakan punya perasaan positif untuk terlibat dengan realitas metaverse dalam kehidupan sehari-hari.

“Keakraban dan kesukaan terhadap teknologi baru juga secara signifikan lebih tinggi di antara orang dewasa yang lebih muda,” demikian laporan Ipsos, dikutip Jumat (27/5).

Penelitian yang dilansir pada Mei 2022 itu menunjukkan sebanyak 62 persen responden berusia di bawah 35 menyatakan telah akrab dengan metaverse. Jumlah itu lebih tinggi ketimbang 54 persen responden berusia 35-49 dan 37 persen responden berusia 50-74.

Laporan Ipsos ini berdasar atas jajak pendapat terhadap lebih dari 21 ribu responden di 29 negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Malaysia, Afrika Selatan, Turki, dan Singapura. Survei ini dilakukan pada 22 April sampai 6 Mei.

Menurut riset sama, publik menyatakan harapannya akan metaverse yang sanggup memberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ditanyakan soal peran metaverse dalam 10 tahun ke depan, 66 persen responden menyatakan teknologi tersebut akan menciptakan pembelajaran virtual.

Lalu, metaverse juga memungkinkan untuk hiburan digital di realitas virtual (64 persen), budaya kerja secara virtual (62 persen), gim virtual (60 persen), dan ruang untuk bersosialisasi secara virtual (59 persen).

Gen Z gemar akan metaverse

Ilustrasi kesepakatan bisnis di metaverse. Shutterstock/Athitat Shinagowin

Metaverse merupakan teknologi yang di dalamnya terdapat virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan video. Metaverse bisa berupa konser, konferensi hingga perjalanan virtual keliling dunia, dan sebagainya. Akan tetapi, untuk masuk ke dalam di dunia virtual tanpa batas ini, headset kacamata AR menjadi perantaranya.

Advisia, bersama dengan Wir Global, baru-baru ini meluncurkan pula kajian mengenai metaverse, termasuk di dalamya persepsi generasi Z terhadap teknologi tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari 194 responden berusia 18-24.

Penelitian ini menunjukkan 62,9 persen responden memiliki minat terhadap kepemilikan alat realitas virtual. Sedangkan, 3,76 persen responden telah memiliki alat realitas visual.

Menurut laporan sama, 69,35 persen pemuda Indonesia menunjukkan sikap positif terhadap metaverse, dengan 65,81 persen responden bersedia menebus sejumlah biaya untuk metaverse.

Sandy Permadi, Founder Advisia, menyampaikan perusahaan saat ini agaknya perlu merespons dengan tepat respons positif kaum muda terhadap metaverse. "Harapannya, mereka dapat melakukan penetrasi ke metaverse serta mengadopsinya dengan lebih tepat," kata Sandy dalam keterangannya, dikutip Selasa (17/5)