TECH

Survei: Tren Perilaku Konsumen, Brand Mesti Utamakan Konten Menghibur

Survei TikTok & BCG menggarisbawahi soal shoppertainment.

Survei: Tren Perilaku Konsumen, Brand Mesti Utamakan Konten Menghiburilustrasi TikTok (unsplash.com/Collabstr)
26 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perilaku konsumen di sejumlah negara Asia Pasifik dalam berbelanja secara daring telah mengalami perubahan. Menurut survei terbaru dari TikTok dan Boston Consulting Group, konsumen semakin menyukai pengalaman berbelanja yang menghibur atau kerap disebut sebagai shoppertainment.

Dalam survei bertajuk “Shoppertainment: APAC's Trillion-Dollar Opportunity" shoppertainment dapat dianggap sebagai pendekatan penjualan dan promosi yang berbasis konten digital, serta menggabungkan unsur hiburan dan edukasi.

Menurut laporan tersebut, brand bisa menggunakan strategi dimaksud dalam melakukan kegiatan pemasaran, terutama dalam interaksi dengan konsumen melalui saluran video berformat “video first, sound-on”.

“Shoppertainment menggabungkan konten, budaya, dan kegiatan penjualan dengan cara yang mulus. Dengan begitu, brand dapat berinteraksi dengan audiens selama berbelanja, tanpa terlalu berjualan secara terang-terangan,” kata Sam Singh, Vice President of Global Business Solutions, TikTok APAC, dalam keterangan kepada media, dikutip Jumat (26/8).

Laporan yang baru dirilis itu didasarkan atas jajak pendapat terhadap konsumen di seluruh pasar Asia Pasifik seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, Australia, Korea Selatan, dan Jepang.

Hiburan sebagai esensi

FItur TikTok Seller Center pada aplikasi TikTok
ilustrasi TikTok (pexels.com/Cottonbro)

Konsumen di Asia Pasifik mengharapkan brand untuk fokus pada hiburan sebelum memberikan informasi produk dan langkah pembelian.

Sebanyak 81 persen responden mengharapkan konten bercerita dan pendidikan, sedangkan 76 responden menggemari format video-first.

Lalu, 71 persen konsumen menganggap penting orisinalitas dalam konten, serta mengharapkan brand tidak memaksakan pengambilan keputusan penjualan. Lantas, 65 responden mempertimbangkan saran dan rekomendasi tepercaya tentang brand.

Konsumen di Indonesia khususnya terbuka dalam mengadopsi shoppertainment. Buktinya, 83 persen responden RI menyatakan menonton video sebelum membeli produk. Di sisi lain, konten video mempengaruhi keputusan pembelian produk, seperti fesyen, kecantikan, dan elektronik.

Brand harus mampu menyentuh kebutuhan fungsional dan emosional pelanggan, sehingga bisa tercipta hubungan yang lebih kuat dan lebih lama," ujar Sam Singh.

Menurut survei dari TikTok dan BCG tersebut, pendekatan shoppertainment ini memberikan pengaruh pada pertumbuhan brand dengan persentase sebesar 63 persen, terutama di Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan.

Related Topics