TECH

Twitter Benar-Benar Serius Untuk Hadirkan Fitur Edit Cuitan

Edit button ditujukan untuk memperbaiki salah ketik.

Twitter Benar-Benar Serius Untuk Hadirkan Fitur Edit CuitanAplikasi Twitter. (Shutterstock/Sattalat Phukkum)

by Luky Maulana Firmansyah

06 April 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Twitter ternyata benar-benar serius untuk mengembangkan Edit Button. Dengan fitur baru tersebut, penggunanya dapat mengedit cuitan yang sudah tampil pada linimasa.

Seperti dikutip dari The Verge, Rabu (6/4), Edit Button memungkinkan pengguna untuk memperbaiki salah ketik atau kesalahan dalam cuitan tanpa perlu mengorbankan balasan, Retweet, maupun Like yang sudah diperoleh.

“Kami telah mengerjakan fitur edit sejak tahun lalu,” begitu pernyataan resmi Twitter.

Menurut Twitter, nantinya fitur baru ini akan hadir terlebih dahulu untuk pelanggan Twitter Blue, layanan berlangganan dari platform media sosial tersebut. Mereka menyebut akan mulai menguji fitur ini “beberapa bulan mendatang”.

Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk bertanya kepada para pengikutnya di Twitter mengenai apakah mereka butuh fasilitas penyuntingan atau tidak, Senin (5/4). Pria ini lantas membuat jajak pendapat untuk menguji minat pengguna. Hasilnya, 76 persen menyatakan minatnya terhadap fitur tersebut.

Elon Musk kini pemegang saham terbesar di Twitter karena baru saja membeli 9,2 persen saham perusahaan tersebut. Nilai investasi Musk dalam transaksi itu mencapai US$2,89 miliar atau lebih dari Rp41 triliun, menurut The New York Times.

Sementara itu, CEO Twitter, Parag Agrawal, mengumumkan bahwa perseroan telah menunjuk Elon Musk untuk ikut duduk di kursi dewan perusahaan. Dia optimistis Musk dapat memberikan nilai tambah bagi pengembangan Twitter dalam jangka panjang.

Diminta oleh pengguna

Twitter menyatakan telah mengerjakan fitur terbaru edit button jauh sebelum cuitan Elon Musk, demikian menurut BBC.

Jay Sullivan, VP of Consumer Product Twitter, mengatakan pengeditan (editing) telah menjadi fitur yang paling banyak diminta selama bertahun-tahun. Ia menyatakan perseroan sudah mencari sejumlah cara untuk membangun fitur ini “dengan cara yang aman”.

“Tanpa hal-hal seperti batas waktu, kontrol, dan transparansi tentang apa yang telah diedit, Edit dapat disalahgunakan untuk mengubah rekaman percakapan publik,” kata Jay dalam sebuah utas. “Melindungi integritas percakapan publik itu adalah prioritas utama kami ketika kami mendekati pekerjaan ini.”

Pengguna Twitter memang telah begitu lama meminta tombol edit.

Namun, eks CEO Twitter, Jack Dorsey, enggan menambahkan fitur tersebut. Pada 2018, ia sempat menyampaikan keprihatinanya akan tombol edit yang memungkinkan pengguna mengubah arti tweet mereka usai dibagikan secara luas. Ia lantas mengatakan Twitter “mungkin tidak akan pernah” menambahkan fitur tersebut.

Sejumlah media sosial lain, seperti Facebook, Instagram, dan Medium, telah memungkinkan pengguna untuk mengedit unggahan mereka, dan fitur-fiturnya tidak disertai dengan penyalahgunaan yang meluas.

Di sisi lain, Twitter tercatat sudah memiliki fitur undo yang memungkinkan pengguna untuk menghapus cuitannya sebelum dikirim. Meski demikian, fitur tersebut hanya tersedia bagi pelanggan Twitter Blue.