Jakarta, FORTUNE – Pebisnis Indonesia jadi target brute force lantaran tingkat ekonomi yang relatif lebih tinggi daripada negara lain di Asia Tenggara (ASEAN), namun memiliki literasi digital yang cukup rendah.
Bruteforce merupakan metode menebak kata sandi atau kunci enkripsi yang melibatkan percobaan sistematis semua kemungkinan kombinasi karakter hingga ditemukan karakter yang benar. Jika berhasil, serangan bruteforce memungkinkan penyerang memperoleh kredensial pengguna yang valid.
Laporan Kaspersky yang menyebutkan bahwa lebih dari 11 juta serangan bruteforce menyasar para pebisnis di Indonesia. “Hal ini terkait dengan kata sandi yang relatif mudah, sehingga mudah untuk ditebak menggunakan metode bruteforce,” kata Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha kepada Fortune Indonesia, Rabu (8/5).
Berdasarkan laporan Kaspersky, terdapat lebih dari 63 juta serangan serangan Bruteforce.Generic.RDP yang digagalkan perusahaan anti virus global tersebut di ASEAN. “Serangan Bruteforce.Generic.RDP akan mencoba menemukan pasangan login/kata sandi RDP (Remote Desktop Protocol) yang valid dengan secara sistematis memeriksa semua kemungkinan kata sandi hingga kata sandi yang benar ditemukan,” kata Pratama.
Dengan memiliki akses RDP tersebut, peretas bisa melakukan hal apapun mulai dari mencuri data yang ada didalam perangkat, mengenkripsi file dan meminta tebusan, sampai melakukan berbagai tindakan pemalsuan yang bisa berujung pada kerugian finansial. RDP adalah protokol yang dimiliki oleh Microsoft dan memungkinkan pengguna untuk terhubung ke komputer lain melalui jaringan dengan antarmuka grafis.