Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Potensi Ekonomi Digital RI Diprediksi US$130 Miliar pada 2025

Foto 3 Dr. Riyatno, S.H, LL.M, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal menekankan pentingnya investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam acara Grab Business Forum 2025 (08_05).jpg
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian investasi dan Hilirisasi Riyatno, menekankan pentingnya investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam acara Grab Business Forum 2025. (Dok. Grab)
Intinya sih...
  • Nilai perekonomian digital RI diproyeksikan mencapai US$130 miliar pada 2025
  • Investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar kedua, yakni 29,15 persen pada tahun lalu
  • Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya tumbuh 2,8 persen, turun dari proyeksi sebelumnya yang 3,3 persen

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM memproyeksi nilai ekonomi digital Indonesia pada 2025 akan mencapai US$130 miliar. Angka ini bukan hanya mencerminkan potensi dalam negeri, tapi juga setara dengan 44 persen dari total perekonomian digital di Asia Tenggara.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Riyatno, mengatakan dengan potensi sangat besar tersebut, ekonomi digital dan data center kini menjadi salah satu sektor prioritas yang dapat mendorong investasi.

“Tentu ini potensi yang sangat besar. Karena itu kami mendorong kolaborasi triple helix yakni sinergi antara pemerintah, industri, dan juga akademisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” kata Riyatno dalam acara Grab Business Forum 2025 yang dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (11/5).

Dia menyatakan investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar kedua yakni 29,15 persen pada tahun lalu, setelah konsumsi rumah tangga.

Namun, pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan tidak akan melambat. Berdasarkan laporan World Economic Outlook April 2025 dari IMF, perekonomian dunia diprediksi hanya tumbuh 2,8 persen, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,3 persen. Ketidakpastian kebijakan dan meningkatnya tensi geopolitik global menjadi dua faktor utama pelemahan ini.

Indonesia pastinya turut terdampak. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2025 mencapai 4,87 persen, sedikit lebih lambat dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang mencapai 5,11 persen.

Ketidakpastian perekonomian global

Ekonom senior sekaligus anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Chatib Basri, mengatakan ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dalam perekonomian global saat ini.

Namun, ia mengambil perbandingan dengan seorang pembalap yang mampu bangkit meskipun jatuh.   

“Keberanian dalam bisnis dan ekonomi bukan soal berani ambil risiko semata, tapi tentang bagaimana tetap berpijak dan responsif ketika masa depan tidak pasti. Dan itu hanya bisa dicapai jika kita terbiasa jatuh, namun jatuh dengan selamat,” ujarnya.

Menurut Chatib, struktur ekonomi Indonesia yang tidak terlalu bergantung pada ekspor ke pasar Amerika Serikat, hanya sekitar 2,5 persen terhadap PDB, membuat Indonesia punya ruang lebih stabil untuk bertahan.

“Di tengah dunia yang sedang goyah, kadang yang kita butuhkan bukan negara yang sempurna, tapi negara yang lebih baik dari alternatif lainnya. Indonesia mungkin bukan yang paling gemilang, tapi justru karena dunia sedang dalam masalah, kita menjadi relatif lebih menarik,” katanya.

Sementara itu, Country Managing Director, Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menggarisbawahi pentingnya keberanian mengembangkan strategi baru. Menurutnya, navigasi bisnis hari ini tidak mempermasalahkan kepastian, melainkan cara bertransformasi dengan cepat lewat infomasi data dan teknologi.

“Di tengah pasar yang semakin dinamis, optimisme tetap menjadi relevan,” ujarnya.

 

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us