Samsung SDI Teken Kesepakatan Miliaran Dolar untuk Pasok Baterai Tesla

- Samsung SDI Korea Selatan akan pasok baterai ESS senilai US$2,11 miliar untuk Tesla.
 - Volume pasokan tahunan mencapai 10 GWh.
 - Tesla berupaya mengurangi ketergantungan terhadap Cina.
 
Jakarta, FORTUNE - Pabrikan baterai asal Korea Selatan, Samsung SDI, menyatakan tengah dalam pembicaraan untuk memasok baterai bagi sistem penyimpanan energi (energy storage systems/ESS) ke Tesla dengan nilai kontrak 3 triliun won atau lebih dari Rp34 triliun.
Warta dari Reuters melansir bahwa volume pasokan tahunan akan mencapai 10 GWh.
Juru bicara Samsung SDI menyatakan kesepakatan dan detail tersebut masih belum final, dan Tesla belum memberikan komentar secara langsung.
“Belum ada finalisasi terkait kerja sama dengan Tesla,” ujar Juru bicara Samsung SDI kepada Korea JoongAng Daily, dilansir dari laporannya, Selasa (4/11).
Bila kesepakatan itu terwujud, produksi akan berlangsung di pabrik baterai Samsung dengan Stellantis di Indiana, yang saat ini sedang dibangun.
Menurut Korea JoongAng Daily, pembuat baterai tersebut juga mengubah arah bisnis, dari yang awalnya hanya menghasilkan baterai untuk kendaraan listrik (EV), kini membuat baterai ESS. Perusahaan bertujuan memperluas kapasitas produksi baterai ESS di Amerika Serikat menjadi 300 gigawatt-jam pada akhir tahun depan.
Sebagai konteks, baterai penyimpanan energi memiliki kimia yang mirip dengan baterai otomotif dan digunakan untuk memberi daya pada fasilitas seperti pusat data.
Kesepakatan tersebut menandai dorongan terbaru Tesla dalam mengurangi ketergantungan pada Cina untuk suku cadang utama, yang dipicu oleh tarif dan ketegangan geopolitik.
Sementara itu, sumber Reuters menyatakan Tesla juga telah menandatangani kesepakatan dengan Samsung Electronics dan LG Energy Solution untuk beroleh pasokan cip dan baterai.
Tesla menyatakan bisnis penyimpanan energi menghadapi tantangan akibat meningkatnya persaingan dan tarif.
“Saat ini semua [hasil] penjualan berasal dari Tiongkok. Sementara, kami masih mengupayakan alternatif lain” demikian pernyataan perusahaan, dilansir dari Reuters, Selasa (4/11).
Ledakan AI meningkatkan permintaan listrik di Amerika Serikat dan memacu pesatnya perkembangan pembangkitan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Namun, karena sifat sumber terbarukan yang tidak berlangsung secara terus menerus, ESS dinilai penting dalam penyimpanan daya dan menjamin stabilitas pasokan.
Saat ini, satu-satunya perusahaan yang sanggup memproduksi baterai berskala ESS di Amerika Serikat adalah tiga produsen baterai utama Korea, yakni LG Energy Solution, Samsung SDI, dan SK ON, bersama dengan Panasonic asal Jepang.
Usai berita tersebut meluas, saham Samsung SDI naik 8,4 persen, dan saham Tesla naik 2,59 persen.
















