TECH

Dulang Modal Baru, Tekfin Investasi Ajaib Jadi Unicorn Ke-7

Modal baru Ajaib bernilai US$153 juta, dipimpin DST Global.

Dulang Modal Baru, Tekfin Investasi Ajaib Jadi Unicorn Ke-7Tampilan aplikasi Ajaib. (Shutterstock/farzand01)
05 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indonesia kemballi melahirkan unicorn dari dunia teknologi finansial (tekfin). Unicorn ketujuh itu bernama Ajaib, tekfin investasi Asia Tenggara yang menyandang gelar itu hanya dua setengah tahun setelah beroperasi.

Tekfin investasi saham dan reksa dana itu menjadi unicorn setelah mendulang pendanaan Seri B senilai US$153 juta dari DST Global, serta partisipasi dari investor terdahulu seperti Alpha JWC, Ribbit Capital, Horizons Ventures, Insignia Ventures, dan SoftBank Ventures Asia.

Dengan ini, Ajaib resmi menyusul GoTo, Bukalapak, Traveloka, OVO, J&T Express, dan Xendit yang sudah lebih dulu bernilai di atas US$1 miliar, mewujudkan keinginan pemerintah untuk menambah jumlah unicorn dari Tanah Air.

1. Kebangkitan Investor Ritel Indonesia

Pertumbuhan Ajaib hingga saat ini diklaim sebagai salah satu bukti bangkitnya kekuatan investor ritel domestik. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Single Investor Identification (SID) pasar modal per Agustus 2021 berjumlah 2.673.024.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan terjadi pertumbuhan komposisi kepemilikan saham investor ritel pada Agustus 2021 dibandingkan periode serupa tahun lalu, dari 11,6 persen menjadi 14,2 persen. Dari segi transaksi saham, komposisi ritel juga bertumbuh Rp7,9 triliun pada Januari-Agustus 2020 menjadi RP13,2 triliun pada Januari-Agustus 2021.

Ajaib sendiri mengklaim telah memiliki 1 juta investor ritel saham. “Ini merupakan pencapaian luar biasa di negara yang hanya memiliki 2,7 juta investor saham,” kata perusahaan dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (5/10).

2. Penggunaan Dana Terbaru

Co-Founder dan CEO Ajaib Group, Anderson Sumarli menyebut pendanaan terbaru akan digunakan untuk merekrut talenta secara besar-besaran, serta membantu kampanye edukasi guna menggandeng lebih banyak investor pemula. Apalagi, menurut survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan di pasar modal relatif lebih rendah, yakni 4,9 persen dengan tingkat inklusi 1,6 persen.

“Indonesia masih memiliki penetrasi investor saham sebesar 1%. Dan perjalanan kami masih panjang untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia,” ujar Anderson dalam keterangan pers.

Sebagai tekfin investasi, Ajaib memberi edukasi keuangan lewat Program Generasi Saham bersama BEI di berbagai daerah berliterasi keuangan rendah. Sampai saat ini, program itu telah menjangkau 26 kota, dari DKI Jakarta hingga Papua. Ada pula edukasi secara daring tentang inklusi dan literasi keuangan.

Related Topics