TECH

Samai Popularitas Facebook, Pengguna Aktif Instagram Tembus 2 Miliar

Namun Instagram tak mengumumkannya, mengapa?

Samai Popularitas Facebook, Pengguna Aktif Instagram Tembus 2 MiliarIlustrasi Instagram. (Shutterstock/Ink Drop)
17 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Popularitas Instagram kian melesat. Media sosial milik Meta tersebut kini dikabarkan memiliki lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan di dunia. Angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan Juni 2018.

Torehan ini menandakan Instagram berhasil menyamai popularitas Facebook yang sudah lebih dulu meraih 2 miliar pengguna. Yang membedakan hanyalah demografi pengguna dari segi usia. Facebook lebih didominasi pengguna lebih tua, sedangkan anak muda lebih sering berinteraksi di Instagram.

“Instagram melampaui 2 miliar pengguna aktif bulanan pada Oktober,” begitu menurut narasumber anonim, dikutip dari The Verge, Jumat (17/12).

Pencapaian itu menandai babak baru bagi platform Instagram. Sebuah tanda yang baik bagi para merek pemasang iklan sekaligus para investor. Akan tetapi, hal ini tak membuat Meta lantas menggembar-gemborkan tonggak sejarah tersebut. Mengapa demikian?

Masih Bersaing Ketat dengan TikTok

Instagram terakhir kali mengumumkan basis penggunanya pada 2018. Tiga tahun kemudian, platform itu baru bisa memperoleh lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan.

Aplikasi milik Meta itu telah berusaha keras untuk tidak tersalip oleh TikTok—aplikasi video pendek dengan perkembangan pesat. Pengguna TikTok telah melampaui 1 miliar pada September 2021—tiga tahun setelah merger dengan Musical.ly dan tersedia secara global.

Meski Instagram masih memimpin pasar, tak jelas berapa lama lagi status itu akan bertahan. Sebab, platform itu telah merilis berbagai fitur yang menyerupai TikTok, seperti Reels dan Reels Visual Reply.

Pusat Perhatian Publik

Induk Instagram, Meta sedang berada di bawah pengawasan berbagai pihak—akibat rentetan masalah yang menimpanya belakangan ini. Dari bocornya dokumen internal yang menuai banyak kritik, hingga hasil studi internal Meta yang menyebut: Instagram berisiko berdampak negatif terhadap kesehatan mental remaja.

Anggota parlemen dan publik pun memusatkan perhatian kepada perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut. Masuk akal bila Meta memutuskan tak merilis pencapaian basis penggunanya saat ini.

Sebelumnya, Meta juga menghentikan pengembangan aplikasi Instagram Kids yang juga menuai kritik dari publik dan tokoh politik. Itu bertujuan menunjukkan bahwa perusahaan tidak menutup telinga dari masukan banyak pihak.

Related Topics