TECH

Mau Tahu Kisaran Gaji Pokok CEO dan CTO Startup?

Ada yang menawarkan unit saham terbatas dan ESOP.

Mau Tahu Kisaran Gaji Pokok CEO dan CTO Startup?ShutterStock/Chan2545
18 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indonesia memerlukan jutaan talenta digital demi memaksimalkan kans pertumbuhan ekonomi digital. Akan tetapi, negara ini masih kesulitan mencari tangan-tangan ajaib di bidang teknologi tersebut.

Berdasar atas studi Google, Temasek, dan Bain&Company, ekonomi digital Indonesia diproyeksi mampu mencapai US$124 miliar pada 2025, bertumbuh dari US$44 miliar pada 2020. Karena itulah, dibutuhkan jutaan pekerja digital untuk memupuk potensi tersebut.

Menurut laporan Amazon Web Services (AWS) dan AlphaBeta berjudul Unlocking APAC’s Digital Potentioal: Changing Digital Skill Needs and Policy Approaches pada Maret 2021, Indonesia membutuhkan sekitar 110,6 juta talenta digital—5,4 kali lebih banyak ketimbang 2020.

Sayangnya, baru 19 persen angkatan kerja di Indonesia yang menguasai keterampilan digital. Kondisi itu pada akhirnya melahirkan krisis talenta digital di tingkat domestik.

Beberapa negara di Asia Tenggara ternyata mengalami hal serupa. Menurut Laporan Kompensasi Talenta Teknologi Asia Tenggara 2020/2021 terbitan Glints dan Monk’s Hill Ventures, krisis talenta terjadi di kawasan dimaksud—terkhusus di Singapura. 

Tak ayal, perusahaan teknologi multinasional seperti TikTok, Tencent, Alibaba, dan Zoom harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar talenta teknologi—yang jumlahnya masih terbatas di Asia Tenggara, salah satu pasar bidikan mereka. “Dalam beberapa kasus, mereka menyetujui gaji yang diharapkan oleh mereka yang berkinerja tinggi,” tulis Glints dan Monk’s Hill Ventures dalam laporannya, dikutip Jumat (17/9).

Bahkan, sejumlah startup dan raksasa teknologi rela menawarkan gaji ke-13, bonus, unit saham terbatas, hingga rencana kepemilikan saham karyawan (ESOP).

Dengan metode wawancara mendalam dengan lebih dari 20 pendiri startup di Singapura, Indonesia, Vietnam—ditambah beberapa pendiri di Thailand—serta jajak pendapat terhadap lebih dari 175 talenta teknologi dan nirteknologi, laporan itu mengungkapkan kisaran gaji bagi para petinggi startup dengan tingkat permodalan yang berbeda. Ada pula taksiran gaji untuk sejumlah posisi teknis seperti manajer produk dan data saintis.

1. Kompensasi Gaji Pokok CEO dan CTO

Bergantung pada tahap pendanaan startup, rata-rata gaji pokok CEO dan CTO akan meningkat. Kenaikan bayaran hingga 1,3 kali lipat terjadi pada perusahaan dengan tahap pendanaan US$5 juta-US$10 juta.

Secara konsisten, gaji pokok CTO lebih besar dari CEO. Berikut ini perincian rata-rata gaji CEO dan CTO sesuai dengan tahap pendanaan masing-masing startup:

- Tahap U$0 - US$5 juta: US$2.600 (CEO) dan US$3.300 (CTO).

- Tahap US$5 juta - US$10 juta: US$6.000 (CEO) dan US$7.550 (CTO).

- Tahap US$10 juta - US$50 juta: US$11.250 (CEO) dan US$12.400 (CTO).

2. Ekuitas untuk Jabatan Direksi alias C-Level

Ketika perusahaan baru berdiri, ekuitas tertinggi berada di tangan CEO. Namun, nominalnya akan menyusut seiring bertambahnya investor pada tiap penggalangan dana.

Dalam laporannya, Glints dan Monk’s Hill menulis bahwa “CEO pada tahap $0 sampai 5 juta memiliki 15-100 persen ekuitas perusahaan. Namun, pada saat startup mencapai tahap pendanaan $10 juta hingga 50 juta, CEO telah terdilusi menjadi 13-25% kepemilikan, mempertahankan rata-rata 17% ekuitas. Di luar $50 juta dalam pendanaan, CEO rata-rata telah terdilusi ke 6% kepemilikan ekuitas.”

Sementara untuk CTO, ekuitasnya bisa mencapai maksimal 33 persen pada pendanaan US$0 hingga US$5 juta; 21 persen pada tahap US$5 juta sampai US$10 juta; 10 persen pada tahap US$ 10 juta hingga US$50 juta; dan 13 persen jika pendanaan di atas US$50 juta.

Related Topics