Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Foto udara aktivitas pengolahan nikel (smelter) yang berada di Kawasan Industri Virtue Dragon Nickel Industrial (VDNI) di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa (14/12/2021). ANTARA FOTO/Jojon/foc.

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan 23 perusahaan raksasa dalam negeri maupun luar negeri masuk dalam pipeline hilirisasi tambang hingga 2026 dengan total nilai US$30,9 miliar atau sekitar Rp483 triliun. Perusahaan tersebut sedang dalam tahap konstruksi atau menunggu persetujuan perizinan.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kemenko Marves, Septian Hario Seto, mengatakan nilai tersebut berada di berbagai sektor termasuk hilirisasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Pipeline ini bukan hanya oret-oretan di atas kertas," ujarnya dalam Forum Kemitraan Investasi 2022 yang disiarkan secara virtual pada kanal YouTube BKPM, Rabu (7/12).

Ia menegaskan banyak perusahaan yang sudah berproses, mengajukan perizinan, hingga menunggu persetujuan untuk mendapatkan fasilitas. Bahkan, Septian mengatakan realisasinya kemungkinan sanggup mencapai 80 persen dari total pipeline.

Dengan besarnya investasi tersebar di seluruh Indonesia, ia berharap kolaborasi investasi yang masuk dengan UMKM daerah juga meningkat.

Program hilirisasi nikel menjadi besi dan baja, serta bahan baku baterai telah berkontribusi signifikan terhadap peningkatan nilai ekspor. Bahkan, hingga Oktober 2022 kontribusi turunan ekspor nikel mencapai US$28,3 miliar.

"Sampai akhir tahun kami estimasikan angkanya bisa dekati US$33 miliar. Ini suatu sangat signfikan," katanya.

Perincian pipeline 23 perusahaan hingga 2026

Editorial Team

Tonton lebih seru di