Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Adaro Andalan Indonesia Siapkan Capex hingga US$300 Juta di 2025

IPO Adaro Andalan Indonesia.

Jakarta, FORTUNE - Emiten grup Adaro, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) menganggarkan belanja modal sekitar US$250 juta sampai dengan US$300 juta pada 2025.

Angka itu terbilang lebih rendah dari realisasi belanja modal AADI pada 2024, yakni US$370 juta. Belanja modal pada tahun lalu itu memang dinaikkan 36 persen (YoY) dari US$272 juta seiring dengan rencana investasi perseroan.

Belanja modal 2024 itu terutama digunakan untuk investasi pada PT Kaltara Power Indonesia (KPI), tongkang untuk PT Adaro Logistics dan anak-anak perusahaannya, dan sarana pendukung di rantai pasokan perusahaan.

Sejalan dengan itu, AADI pun membidik volume penjualan sebesar 65 juta ton sampai dengan 67 juta ton batu bara termal pada 2025. Sementara dari segi nisbah kupas, targetnya adalah 4,3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada 2024.

Adapun, perseroan membukukan volume penjualan senilai 68,06 juta ton pada 2024, naik 7 persen (YoY). Itu melampaui target, yakni 61 juta sampai dengan 62 juta ton.

Akan tetapi, pendapatan perusahaan menurun 10 persen (YoY) menjadi US$5,32 miliar. Itu karena pelemahan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 17 persen.

Segmen pertambangan dan perdagangan batu bara berkontribusi sebesar US$5,11 miliar, turun 11 persen (YoY) dari US$5,73 miliar. Lalu, segmen logistik mencatatkan pendapatan sebesar US$572 juta, naik 9 persen (YoY) US$523 juta. Sisanya berasal dari segmen lain.

Bagaimana dari segi laba bersih? Adaro Andalan Indonesia mencetak US$1,33 miliar, naik 3 persen (YoY) US$1,30 miliar.

Selaras dengan itu, EBITDA operasional AADI terkoreksi 19 persen (YoY) dari US$1,62 miliar menjadi US$1,32 miliar. Marginnya juga melemah 2 persen menjadi 25 persen.

"Penurunan EBITDA operasional pada 2024 terutama diakibatkan oleh melemahnya harga batu bara dunia, suatu kondisi yang tidak dapat kami kendalikan karena batu bara adalah komoditas yang bergerak mengikuti siklus," jelas Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Julius Aslan, dikutip Rabu (5/3).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us