Adi Sarana Armada (ASSA) Target Pendapatan 2025 Naik hingga 10%

- Adi Sarana Armada (ASSA) menargetkan pertumbuhan pendapatan 5-10% pada 2025, dengan pertimbangan kondisi ekonomi dan geopolitik.
- Pendapatan bersih ASSA mencapai Rp4,95 triliun pada 2024, naik 11,71% dari tahun sebelumnya, dengan laba bersih tumbuh 134,91% menjadi Rp243,74 miliar.
- Lini bisnis logistik end-to-end menyumbang pendapatan terbesar ASSA sebesar Rp1,9 triliun dan segmen lelang mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 34,8% menjadi Rp264,8 miliar.
Jakarta, FORTUNE - Emiten pemilik AnterAja, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 5 hingga 10 persen pada 2025. Target konservatif perseroan itu mempertimbangkan tantangan kondisi ekonomi dan geopolitik pada tahun ini.
"Kami yakin keunggulan ekosistem lengkap dan terintegrasi [ASSA] akan menunjang pertumbuhan positif kinerja perseroan secara berkelanjutan,” ujar Direktur Utama ASSA, Prodjo Sunarjanto, Kamis (27/3).
Sepanjang 2024, ASSA membukukan pendapatan bersih Rp4,95 triliun pada 2024 dari Rp4,44 trilliun pada 2023. Angka meningkat 11,71 persen (YoY), melampaui target yang ditetapkan, yakni bertumbuh 10 persen. Adapun, laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp243,74 miliar, tumbuh 134,91 persen (YoY) dari Rp103,76 miliar.
Lini bisnis logistik end-to-end menyumbang pendapatan terbesar, yakni Rp1,9 triliun. Angka ini naik 15,6 persen (YoY). ASSA meraih itu setelah integrasi penuh Cargoshare Logistics, Anteraja, dan ASSA Logistics.
Sementara pada segmen sewa, ASSA membukukan pendapatan Rp1,9 triliun, naik 2,9 persen (YoY), diikuti segmen kendaraan bekas mencatat pendapatan Rp864,0 miliar, tumbuh 2,6 perssen (YoY). Terakhir, segmen lelang mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 34,8 persen (YoY) menjadi Rp264,8 miliar.
“Ini diraih melalui dukungan semua segmen bisnis perseroan yang tumbuh secara konsisten. Semua segmen ASSA berkontribusi positif bahkan hingga dua digit terhadap total pendapatan,” kata Prodjo.
Diketahui, ASSA bergerak di tiga pilar bisnis, yaitu: rental, logistik End-to-End dan kendaraan bekas dengan ekosistem yang terintegrasi. Dalam hal ini, bisnis rental ASSA beroperasi dengan dukungan dari sekitar 30.000 armada yang disewakan kepada konsumen B2B seperti perusahaan, instansi, dan lain sebagainya.
Sementara itu, bisnis logistik fokus mengembangkan ekosistem logistiknya dengan berbagai kegiatan bisnisnya, seperti Cargoshare yang fokus pada pelanggan B2B; mengembangkan cold chain delivery melalui investasi pada Coldspace; serta mengembangkan pusat pergudangan Titipaja dan last mile delivery melalui Anteraja.
Adapun dalam bisnis kendaraan bekas, Perseroan juga terus mengembangkan ekosistem untuk usaha penjualan kendaraan bekas dan lelang kendaraan melalui anak usaha PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC).
Saham ASSA melemah 5,36 persen ke harga Rp530 pada Kamis pukul 16.00 WIB.