Jakarta, FORTUNE – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, angkat bicara menanggapi ancaman ketidakpastian ekonomi global yang disebut-sebut bakal melahirkan resesi pada 2023. Pemerintah menurutnya perlu memberikan insentif maupun stimulus seperti pada awal pandemi Covid-19 merebak guna menjaga permintaan.
“Hal ini perlu dipelajari dan dikaji agar sektor industri tidak mengalami perlambatan,” kata Agus dalam keterangan resmi, Selasa (1/11).
Namun, Agus optimistis bahwa di tengah bayang-bayang inflasi, industri manufaktur akan tetap menjadi salah satu penopang terbesar kinerja perekonomian nasional.
“Berdasarkan laporan S&P Global, pertumbuhan berkelanjutan di keseluruhan aspek permintaan pada sektor manufaktur Indonesia mendorong kenaikan produksi manufaktur pada bulan Oktober,” ujarnya.
Merujuk data BPS, industri pengolahan mencatatkan nilai ekspor pada Januari-September 2022 hingga US$156,17 miliar, atau naik 22,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sektor industri tetap memberikan kontribusi terbesar hingga 71,2 persen terhadap total nilai ekspor nasional yang mencapai US$219,35 miliar.
S&P Global menyampaikan sentimen secara keseluruhan pada sektor manufaktur di Indonesia bertahan positif dengan tingkat kepercayaan diri bisnis menguat sejak Maret. Selain itu, industri manufaktur Indonesia secara umum berharap penuh bahwa penjualan akan membaik sejalan dengan kondisi perekonomian yang lebih baik.