Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam memberikan penjelasan terkini mengenai progres implementasi kerja sama lewat joint venture (JV) antara perseroan dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co (CBL) dan juga LG Energy Solution (LGES).
Direktur Pengembangan Usaha Antam, Dolok R Silaban, menjelaskan rencana perseroan untuk pengembangan baterai electric vehicle (EV). Peranan Antam dimulai dari hulu, khususnya sektor pertambangan.
Terkait kerja sama dengan CBL, nantinya Antam akan memberikan suplai nikel ore dari area kerja Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara. Diperkirakan kapasitas serapan nikel ore ke depan mencapai 18 juta ton per tahun.
Adapun smelter feronikel Antam di Halmahera Timur ditargetkan dapat beroperasi pada kuartal I-2023. “Di sini juga direncanakan akan dilaksanakan GB (groundbreaking) dalam waktu yang tidak lama lagi. Ini akan disesuaikan dengan jadwal dari persetujuan kita menentukan joint venture. Nah ini kita saat ini sedang menggarap joint venture agreement dalam tahap finalisasi dengan pihak CBL,” ungkap Dolok dalam Public Expose Live 2022, Jumat (16/9).
Antam melalui PT Industri Baterai Indonesia (Indonesia Battery Corporation/IBC), serta CBL (cucu usaha CATL) telah melakukan penandatanganan framework agreement. Selain itu, Antam dan IBC juga meneken framework agreement dengan LGES. Kedua perjanjian itu berkenaan dengan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Di lain sisi, menurut Dolok, LGES akan turut menyerap nikel ore dengan kapasitas 16 juta ton per tahunnya.