Banyak Ruang Perkantoran Kosong, Pemilik Properti Harus Putar Otak

Jakarta, FORTUNE - Riset yang dilakukan oleh konsultan properti, Colliers Indonesia, menunjukkan adanya penurunan tarif sewa yang dilakukan oleh beberapa pemilik gedung kantor. Para operator properti itu mempertimbangkan selisih wajar antara tarif yang diminta dan tarif yang ditransaksikan, meskipun pada akhirnya akan ada proses negosiasi.
“Dengan ruang kosong yang cukup besar, termasuk di gedung-gedung yang baru beroperasi, peluang untuk bernegosiasi menjadi lebih kuat, memungkinkan mereka merumuskan strategi dan bernegosiasi untuk faktor-faktor yang menguntungkan dalam menyewa ruang kantor untuk beberapa tahun ke depan,” kata Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, lewat keterangan yang dikutip Kamis (1/2).
Hingga saat ini pembangunan sejumlah proyek gedung perkantoran masih berlangsung dengan tingkat kemajuan bervariasi.
Pembangunan Luminary Tower telah selesai dan berkontribusi terhadap pasokan kumulatif, yang kini mencapai 7,4 juta meter persegi di central business district (CBD).
Kemudian, gedung perkantoran baru di dalam kompleks Thamrin Nine menawarkan pilihan tambahan bagi penyewa di CBD untuk mendapatkan ruang berkualitas lebih tinggi. Meski demikian, jumlah gedung perkantoran yang baru selesai diperkirakan akan sangat terbatas pada tahun-tahun mendatang.
Di luar CBD, Jakarta International Tower di Jakarta Barat berkontribusi terhadap peningkatan pasokan kumulatif sekitar 3,75 juta meter persegi pada 2023, tumbuh 2 persen dibandingkan dengan 2022.
“Meski masih dalam tahap akhir konstruksi, beberapa proyek lain memerlukan waktu tambahan sebelum selesai dan operasi resmi. Penyelesaian dan peralihan proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan pasokan kumulatif di luar CBD secara signifikan, terutama pada 2024,” ujar Ferry.