Sandiaga Uno Siapkan Labuan Bajo Sambut Delegasi G20
Masyarakat harus dilibatkan agar langsung rasakan dampaknya.
Jakarta, FORTUNE – Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, adalah salah satu daerah yang akan menjadi tempat penyelenggaraan acara sampingan dalam Forum G20. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Barekraf), Sandiaga Salahuddin Uno berpendapat bahwa momentum Presidensi Indonesia di G20 kali ini adalah sebuah kesempatan untuk memperluas peluang kerja dan membangkitkan ekonomi di kawasan tersebut.
Sandiaga menyampaikan bahwa salah satu proyek yang siap menjadi bagian program penataan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Labuan Bajo adalah Waterfront City. Dalam pengelolaannya, menurut Sandi, masyarakat sekitar harus dilibatkan, sehingga dapat merasakan langsung dampak pengembangan destinasi pariwisata superprioritas ini.
“Mari kita libatkan masyarakat nanti pengelolaannya, agar fasilitas yang dibangun pemerintah ini bisa terus ditata, dikelola, dan dijaga dengan baik dan ujungnya adalah penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, dan menuju kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Menteri Sandiaga, seperti dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Jumat (28/1).
Sekilas tentang Waterfront City
Menparekraf mengungkapkan bahwa kawasan Waterfront yang pembangunannya sudah selesai ini akan menjadi pusat dari titik nol pariwisata di Labuan Bajo. “Di sinilah nanti lalu lintas penumpang akan masuk dan juga akan ada banyak sekali kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif di ruang publik ini, termasuk juga konser dan bagaimana kita bisa menikmati pemandangan indah dan juga matahari terbenam,” katanya.
Kawasan yang dibangun dengan fasilitas berkualitas, berkelas dunia, dan berkelanjutan lingkungan ini terbagi menjadi 5 zona. Zona A adalah Bukit Pramuka, yang meliputi fasilitas bagi pejalan kaki, taman, sentra ekonomi kreatif, dan Menara pandang. Lalu Zona B, merupakan Kampung Air dengan panataan ruang-ruang terbuka bertema Tangga Bajo. Panggung pertunjukan seni juga ada di zona ini.
Kemudian, Zona C merupakan Dermaga, dengan fasilitas ruang tunggu, kantor pengelola, pusat informasi, dan plaza festival. Zona D adalah kawasan Pantai Marina dan area komersial. Sementara, Zona E adalah kampung ujung yang menjadi pusat jajanan dan kuliner.
Creative hub Labuan Bajo
Selain kawasan Waterfront City, Menparekraf sebelumnya juga meresmikan Creative Hub Labuan Bajo. Fasilitas ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam membangkitkan laju ekonomi kreatif dan penciptaan peluang usaha berkelanjutan, meski pandemi belum juga usai. Tempat ini berlokasi di Puncak Waringin, Manggarai Barat.
“Kita harapkan ini dapat menjadi stimulus bagi pelaku ekonomi kreatif yang menciptakan multiplier effect untuk membangun ekosistem kreatif kita. Dan sebagai representasi dari kebangkitan ekonomi kita dan menjadi satu lokomotif pembukaan lapangan kerja,” kata Sandiaga Uno.
Ia menjelaskan, bahwa Creative Hub ini adalah wadah bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk mengembangkan bisnisnya, membangun jejaring, berorganisasi, dan memperkuat ikatan komunitas di subsektor ekonomi kreatif, baik secara internal maupun dengan komunitas lain. “Ini adalah ruang milik bersama, bukan ruang milik pemerintah saja. Oleh karena itu, mari kita jaga bersama, kebersihannya dijaga, keamanan dan ketertibannya,” ucap Sandi.
Kolaborasi dengan KemenPUPR
Sandiaga juga menjelaskan bahwa Creative Hub Labuan Bajo adalah wujud kolaborasi antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan Kementerian PUPR dalam mengoptimalkan fungsi bangunan yang telah dibangun di Kawasan Puncak Waringin. Bangunan ini berdiri di lahan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat seluas 1.700 m2 dengan luas bangunan mencapai 875 m2.
“Menteri PUPR menitipkan kepada saya, bahwa bagaimana fasilitas yang luar biasa ini dapat dikelola dengan penuh profesionalisme dan juga dikelola untuk menjadi ikon dari daya tarik Labuan Bajo ke depan,” tutur Menteri Sandi.
Pusat ekonomi kreatif di Labuan Bajo ini terdiri atas 2 bangunan, yaitu Rumah Tenun yang diperuntukkan untuk eksibisi kain tenun dan dilengkapi dengan ruang pameran, co-working space berkapasitas 100 orang, serta area kios kuliner. Selanjutnya, Rumah Souvenir terdiri dari ruang pameran untuk menampilkan dan menjual cinderamata karya industri kreatif lokal yang juga dilengkapi dengan coffee corner.