Pupuk Indonesia Bangun Pabrik NPK Nitrat Cikampek, Hemat Devisa Rp1 T

Jakarta, FORTUNE - PT Pupuk Indonesia (Persero) resmi mulai membangun pabrik NPK nitrat berbasis amonium nitrat di kawasan industri Kujang Cikampek, Jawa Barat. Fasilitas itu berpotensi menghemat devisa negara melalui subtitusi impor setara Rp700-Rp1 triliun per tahun.
Pabrik seluas 5 hektare itu diharapkan beroperasi penuh pada 12 Agustus 2027. Kapasitas produksinya mencapai 100.000 metrik ton per tahun, yang mampu memenuhi sekitar 25 persen kebutuhan pupuk NPK nitrat yang selama ini bergantung pada impor.
"Pabrik ini merupakan satu dari 7 pabrik yang akan dibangun sebagai komitmen kami kepada pemerintah, seiring perubahan aturan mengenai skema pembiayaan subsidi pupuk melalui penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 113 Tahun 2025," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (24/12).
Pembangunan fasilitas itu dilakukan melalui 2 anak usaha Pupuk Indonesia, yakni PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) dan PT Rekayasa Industri (Rekind). Tujuannya, memperkuat rantai pasok sekaligus mendorong hilirisasi Pupuk Indonesia Group.
Caranya, dengan memberi nilai tambah pada produk amonium nitrat oleh anak usaha Pupuk Kujang, PT Multi Nitrotama Kimia. Pabrik tersebut berpeluang menyerap amonium nitrat hingga 25.000 ton per tahun.
Nitrogen berbasis nitrat yang terkandung dalam pupuk ini berperan penting dalam fase pembentukan buah dan bunga sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Berdasarkan serangkaian uji coba yang dilakukan oleh Pupuk Kujang sejak awal 2024, berhasil meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya hortikultura hingga 11,5 persen. Karakteristik nitrogen berbasis nitrat yang lebih stabil juga mendukung praktik pertanian berkelanjutan.
"Teknologi yang ditanamkan dalam pabrik NPK Nitrat Pupuk Kujang adalah teknologi paling modern di industri pupuk serta telah mendapat sertifikat dari Espindesa 'perusahaan pemberi lisensi terkemuka dari Spanyol]," Direktur Utama Pupuk Kujang, Budi Santoso Syarif.
Lebih lanjut, pembangunan pabrik ini diharapkan memberikan manfaat langsung bagi perekonomian nasional dan daerah melalui penyerapan tenaga kerja pada proses konstruksi yang mencapai 130 orang dan 125 orang saat operasional.
Proyek ini juga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi domestik melalui porsi TKDN proyek sebesar 25 persen atau senilai Rp140 miliar. Selain itu, proyek pembangunan pabrik ini dijalankan dengan akuntabel dan optimal lewat pendampingan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Selain pembangunan pabrik tersebut, Pupuk Indonesia juga menjalankan agenda revitalisasi industri melalui proyek lain, yang mencakup: revamping Ammonia PKT 2, Proyek Pusri 3B, serta pengembangan pabrik NPK Phonska VI Petrokimia Gresik, Pabrik NPK PIM, dan PSN Pabrik Pupuk Fakfak.
















