Utang Garuda Indonesia Tembus Rp142 Triliun, Ini Rinciannya
Sebanyak Rp104,37 triliun merupakan DPT perusahaan lessor

17 June 2022
Jakarta, FORTUNE – PT Garuda Indonesia (Persero) tercatat memiliki utang sebesar Rp142 triliun. Jumlah tersebut berdasarkan data yang tercatat Tim Pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan bahwa proses pengajuan perdamaian dalam PKPU berjalan cukup rumit. “Tak bisa dinafikkan yang besar ini, atau lessor ini complicated. Karena bicara kita bukan utang tapi kerja sama kita ke depan bagaimana. Kan pesawat mereka di sini kan,” katanya dalam keterangan yang dikutip Jumat (17/6).
Dari total utang yang harus diselesaikan Garuda tersebut, sebanyak Rp104,37 triliun merupakan total Daftar Piutang Tetap (DPT) perusahaan lessor, DPT perusahaan non lessor sebesar Rp34,09 triliun, dan DPT preferen mencapai Rp 3,95 triliun.
Hingga saat ini, terdapat 501 kreditur yang terdaftar dan terverifikasi dalam proses PKPU Garuda. Mayoritas kreditur adalah perusahaan lessor sebanyak 355 pihak, diikuti 123 pihak perusahaan non lessor, dan kreditur preferen sebanyak 23 pihak.
Setengah kreditur menyetujui proposal

Meski menemukan kesulitan dalam proses yang dijalani, Irfan meyakini para kreditur akan menyetujui proposal perdamaian yang ditawarkan Garuda. “Interaksi kita dengan mereka dengan surat menyurat email, WA pada dasarnya sudah cukup banyak yang mau sampaikan vote yes,” tutur Irfan.
Dalam proses voting PKPU, Irfan dan perusahaan telah melakukan negosiasi panjang kepada para kreditur. Perusahaan harus memperoleh persetujuan 50+1 persen dari total kreditur terdaftar pada proses PKPU. Saat ini, menurut Irfan sudah ada 50 persen kreditur berkomitmen setuju pada proposal damai yang diajukan.
Namun demikian, Garuda juga harus mengejar target 67 persen dari total utang kreditur yang terdaftar di PKPU. Jadi, meski 50 persen kreditur sudah menyetujui proposal damai Garuda, total jumlah utangnya harus mencapai 67 persen dari total utang yang terdaftar di PKPU.
Rencana ekspansi bisnis

Irfan jmenambahkan, Garuda Indonesia akan segera melakukan ekspansi bisnis, saat proses PKPU selesai. "Kami ingin PKPU cepat selesai, PKPU tercapai dan kesepakatan diperoleh jadi kita bisa meraih momentum recovery industri ini,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini industri penerbangan global sedang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Oleh karena itu, Garuda Indonesia tak mau ketinggalan dalam menyikapi momentum pemulihan bisnis penerbangan ini.
“Dengan jumlah pesawat yang kami miliki, ditambah hasil PKPU ini kami akan meningkatkan menambah jumlah pesawat sesuai dengan kesepakatan lessor,” kata Irfan.
Optimisme terciptanya kesepakatan

Melansir Antara, Jumat (17/6), pengamat penerbangan, Alvin Lie, menilai kesempatan perpanjangan negosiasi yang diberikan pengadilan menunjukkan adanya keinginan kuat dari pihak Garuda Indonesia maupun kreditur dan lessor menuju kesepakatan.
Alvin mengatakan bahwa Garuda Indonesia juga menawarkan rencana bisnis yang cukup ralistis, logis, dan mengakomodir aspirasi para kerditur serta lessor. “Saya cukup optimistis bahwa mayoritas kreditur dan lessor akan menyetujui rencana bisnis dan pola pembayaran tunggakan utang yang diajukan Garuda Indonesia,” ucapnya.