Berkat Lonjakan Permintaan Emas, ANTAM Kantongi Pendapatn Rp59 Triliun

- Antam mencatat laba bersih Rp5,14 triliun, naik 240% dari tahun sebelumnya, didorong oleh penjualan emas yang meningkat.
- Penjualan emas mencapai Rp49,54 triliun, 84% dari total penjualan, dipicu oleh permintaan aset safe haven yang tinggi.
- Produksi bijih nikel dan alumina juga meningkat signifikan, menunjukkan keberhasilan Antam dalam mengimplementasikan strategi diversifikasi adaptif.
Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang Tbk atau Antam (ANTM) mengantongi laba bersih sebesar Rp5,14 triliun atau meningkat 240 persen secara tahunan pada semester I 2025. Kenaikan laba bersih ini salah satunya didorong oleh penjualan dan harga emas yang meningkat tajam seiring sentimen negatif atas ekonomi dan geopolitik.
ANTM juga mencatatkan pertumbuhan EBITDA sebesar 194 persen menjadi Rp7,11 triliun. Selaras dengan itu, mendorong peningkatan laba per saham dasar 203 persen menjadi Rp195,43 per sagan dasar. Dari sisi aset, perusahaan mengalami kenaikan sebesar 23 persen atau mencapai sebesar Rp48,38 triliun. Sementra nilai ekuitas Antam juga meningkat menjadi Rp33,71 triliun, tumbuh 14 persen secara tahunan.
"Implementasi strategi operasional yang tepat juga mendukung capaian posisi arus kas bersih perseroan dari aktivitas operasi sebesar Rp2,29 triliun, meningkat 277 persen dari periode yang sama 2024," kata manajemen dalam keterangan resmi dikutip Senin (1/9).
Capaian tersebut memperkokoh struktur keuangan Antam, yang tercermin dari peningkatan saldo kas dan setara kas pada akhir periode 1H25 tercatat sebesar Rp10,51 triliun, tumbuh 20 persen secara tahunan.
Secara keseluruhan pendapatan, Antam mencatatkan penjualan bersih sebanyak Rp59,02 trilun atau tumbuh 155 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp23,19 triliun. Dari keseluruhan penjual ini, domestik memegang pangsa terbesar dengan kontribusi Rp57,11 triliun atau setara 97 persen.
Perburuan Emas Dorong Peningkatan Penjualan
Berdasarkan segmen, emas masih menjadi kontributor terbesar penjualann Antam dengan nilai Rp49,54 triliun dibandingkan Juni tahun lalu Rp18,83 triliun. Emas menyumbang 84 persen terhadap total penjualan Antam.
Direktur Utama ANTM, Achmad Ardianto menyatakan bahwa pertumbuhan atas penjualan domestik dan emas didorong oleh kondisi geoekonomi dan gepolitik dalam dan luar negri sehingga memicu permintaan terhadap aset safe haven kian tinggi.
"Antam mencatat pertumbuhan yang signifikan dengan kembali mencetak rekor penjualan emas triwulan tertinggi sepanjang sejarah pada triwulan kedua 2025," ujarnya.
Di dalam negeri, volume permintaan emas tercatat sebanyak 29.305 kg atau 942.178 troy az, meningkar 84 persen secara tahunan. Sedangkan produksi emas dari tambang perseroan saat ini mencapai 49 kg .
Segmen nikel (freonikel dan bijih nikel) mencatatkan kontribusi 13 persen dengab nilai Rp7,87 triloun terhadap tetal pendapatan. Meski demikian penjualan nikel melonjak 125 persen. Hasil ini, kata Achmad didukung oleh solidnya permintaan industri dalam negeri terhadap produk bijih nikel Antam yang memiliki kualitas terpercaya dan ketersediaan pasokan yang memadai.
Produksi bijih nikel Antam pada semester I 2025 tercatat mencapai sebesar 9,10 juta wet metric ton (wmt), meningkat signifikan 117 persen dari capaian produksi bijih nikel pada semester I tahun lalu sebesar 4,19 juta wmt. Sementara, penjualan bijih nikel pada 1H25 mencapai sebesar 8,20 juta wmt, melonjak 144 persen secata tahunan.
Achmad menjelaskan kinerja penjualan bijih nikel pada triwulan ke-2 merupakan penjualan bijih nikel triwulanan tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan yang mencerminkan penguatan posisi ANTAM di pasar domestik.
Sementara untuk produksi feronikel, ANTAM berhasil mencatatkan produksi dan penjualan feronikel mencapai 9.067 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan volume penjualan mencapai 5.763 TNi.
Segmen bauksit dan alumina, pada semester I tahun ini berkontribusi 2 persen atau setara Rp1,46 triliun terhadap total penjualan perseroan. Meski kontibusinya kecil, segmen ini mengalami lonjakan pertumbuhan hingga 102 persen secara tahunan.
Antam mencatatkan pertumbuhan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) dengan penjualannya kepada pelanggan domestik sebesar 1,38 juta wmt, meningkat signifikan 155 persen. Sementara itu, penjualan bauksit periode ini tercatat sebesar 1,03 juta wmt.
Melalui entitas anak, PT Indonesia Chemical Alumina, perseroan mencatatkan produksi alumina sebesar 89.385 ton alumina, meningkat 42 persen dari capaian produksi alumina paruh pertama 2024 yang sebesar 62.736 ton alumina. Sementara, volume penjualan alumina pada mencapai 91.109 ton alumina, naik 3 persen secara tahunan.
"Hasil yang diraih mencerminkan keberhasilan kami dalam mengimplementasikan strategi diversifikasi adaptif dan selaras dengan dinamika pasar global. Dengan mengedepankan inovasi, disiplin biaya, dan efisiensi operasional, perseroan mampu menjaga fundamental bisnis tetap kuat," pungkasnya.