BUSINESS

Botol Hijau Sprite Pensiun Setelah 60 Tahun, Ini Alasannya

Greenpeace belum yakin kemasan baru lebih ramah lingkungan.

Botol Hijau Sprite Pensiun Setelah 60 Tahun, Ini AlasannyaIlustrasi botol hijau Sprite. Shutterstock/DenisMArt
28 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Setelah digunakan selama lebih dari 60 tahun, Coca-Cola Company merilis  pernyataan  yang mengumumkan, bahwa mulai 1 Agustus, perusahaan akan mengubah kemasan soda lemon-lime Sprite dari hijau menjadi plastik bening.

Pasalnya, plastik botol hijau Sprite disebut mengandung green polietilena tereftalat hijau (PET). Meskipun dapat didaur ulang, zat aditif tersebut tidak dapat secara khusus didaur ulang menjadi botol baru. Penggantian kemasan ini juga sejalan dengan upaya mengurangi limbah plastik, meningkatkan upaya daur ulang, dan bagian dari tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Perusahaan asal Amerika Serikat ini memproyeksikan inovasi ini dapat mengurangi sekitar 20 juta pon sampah plastik baru dibandingkan 2019.

"Menghilangkan warna dari botol meningkatkan kualitas bahan daur ulang," Julian Ochoa CEO R3CYCLE,” dikutip dari CNN Business, Kamis (28/7). R3CYCLE adalah kelompok yang bekerja sama dengan Coca-Cola untuk membantu daur ulang botol.

Dia menambahkan, "Transisi ini akan membantu meningkatkan ketersediaan rPET food grade. Saat didaur ulang, botol PET Sprite bening dapat dibuat ulang menjadi botol, membantu mendorong ekonomi sirkular untuk plastik."

Mempertahankan ciri khas

source_name

Meskipun berganti kemasan, Sprite tidak menghilangkan ciri khasnya. Logo dan desain kemasan tidak diubah, pelanggan pun tetap mengenali Sprite dari label warna hijau yang tetap digunakan.

Tidak hanya Sprite, minuman soda lainnya yang menggunakan botol hijau di bawah Coca-Cola Company, yakni Fresca, Seagram's, Mello Yello, juga akan diganti dengan wadah plastik bening dalam beberapa bulan mendatang.

Sebelumnya, perusahaan yang dirintis sejak tahun 1944 itu kerap mendapat kritik karena kontribusinya terhadap sampah plastik yang merusak lingkungan. Pada 2020 lalu, Coca-Cola Company dinobatkan sebagai pencemar plastik nomor 1 di dunia oleh perusahaan lingkungan Break Free From Plastic.

Logo dan merek dari raksasa minuman soda tersebut ditemukan pada 13.834 lembar plastik bekas di 51 negara, dan di ruang publik, seperti taman dan pantai. Padahal, pada 2018 lalu, Coca-Cola Company mengumumkan inisiatif dunia tanpa limbah. Salah satu bagian dari inisiatif tersebut, yaitu botol baru terbuat dari 100 botol plastik daur ulang. 

Apa tanggapan Greenpeace?

Ilustrasi sampah plastik/Pixabay

Related Topics