BUSINESS

Jelang Setengah Abad, Sejarah SMBR Dikemas dalam “Sang Tiga Gajah”

Lebih dari dokumentasi perjalanan SMBR.

Jelang Setengah Abad, Sejarah SMBR Dikemas dalam “Sang Tiga Gajah”Penulis Buku “Sang Tiga Gajah” Renold Rinaldi menyerahkan buku kepada Direktur Utama SMBR, Daconi Khotob/Dok. SMBR
25 October 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Hampir memasuki usia keemasan, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) selaku anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mengadakan soft launching buku sejarah SMBR pada Selasa (24/10) di Hotel Bidakara, Jakarta. Peluncuran buku ini bersamaan dengan Public Expose SMBR Tahun 2023 yang digelar secara hybrid.

Buku berjudul “Sang Tiga Gajah: Merayakan Sejarah, Melanjutkan Kisah" berisi rekam jejak sejarah kolosal sebuah pabrik semen yang didirikan di Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu. 

Direktur Utama SMBR, Daconi Khotob, menjelaskan sang tiga gajah adalah julukan yang merujuk kepada tiga tempat lokasi operasional SMBR yang berdiri tegak seperti gajah-gajah yang kokoh dan tahan lamo sesuai tagline SMBR. 

“Buku ini merupakan saksi sejarah, pencapaian, dan peran strategis serta kontribusi SMBR dalam pembangunan infrastruktur dan perekonomian nasional, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Selatan,” kata Daconi dalam sambutannya.

Ia juga menyampaikan dan apresiasi setinggi-tinggi kepada semua pihak yang telah mendukung dan terlibat dalam pembuatan buku sejarah ini. Daconi berharap buku sejarah berdirinya SMBR sebagai sumber motivasi dan gagasan inovatif untuk mencapai tujuan bersama.

Perjalanan SMBR 

Sang Tiga Gajah: Merayakan Sejarah, Melanjutkan Kisah" memuat perjalanan bagaimana sebuah pabrik yang bahan baku, dan pengolahannya hingga menjadi klinker berada di Baturaja. Namun, juga memiliki grinding plant dan packaging plant di Kota Palembang dan Bandar Lampung.

Ide awal pembangunan pabrik yang berada di tiga lokasi ini terbilang unik. Pembangunan pabrik semen yang berada di Baturaja dimaksudkan agar memanfaatkan jalur kereta api untuk pendistribusiannya. Oleh pemerintah, SMBR memang dibangun untuk memenuhi kebutuhan semen di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).

Dalam perjalanannya, SMBR sudah mengalami fase yang sulit. Pembangunan pabrik sempat tertunda lantaran situasi ekonomi dalam negeri yang tidak menentu. Pembangunan pabrik sempat tersendat, imbas dari krisis dan situasi global di akhir 1970-an. 

Pada tahun 1998, SMBR sempat akan dilego ke pihak asing, di buku ini diceritakan detail bagaimana jajaran manajemen waktu itu berhasil menyelamatkan aset perusahaan dari ‘rumah sakit’ bernama BPPN dan cengkraman pihak asing.

Melaju ke Bursa Efek Indonesia

Pada 28 Juni 2013, SMBR berhasil mencatatkan saham perdananya ke Bursa Efek sehingga berstatus perusahaan terbuka. Hingga pada akhirnya, di tahun 2022, SMBR sebagai perusahaan BUMN diintegrasikan ke dalam ekosistem besar Industri Semen dan tergabung dalam SIG. Perjalanan selama hampir setengah abad SMBR terangkum dalam buku ini.

Untuk merangkum sejarah setengah abad dalam satu buku yang memuat 364 halaman ini, penulis dan tim penyusun telah mewawancarai lebih dari 30 narasumber, baik dari jajaran direksi lintas generasi, mantan karyawan, komisaris, stakeholder dan lapisan masyarakat.

Tokoh-tokoh beken yang diwawancarai antara lain tokoh nasional Azwar Anas, mantan Direktur dan pendiri SMBR. Mantan anggota DPR/RI Marzuki Alie, Pamudji Rahardjo sekaligus direktur utama yang berhasil membawa SMBR melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI)., hingga Daconi Khotob yang membawa perusahaan di masa transisi ke SIG.

Daconi mengatakan, dengan peluncuran buku sejarah ini menandakan usia SMBR telah masuk setengah abad. “Kisah ini bukan hanya sekedar dokumentasi, melainkan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan bagi para pelopor berdirinya SMBR,” katanya.

Peluncuran buku ini dihadiri oleh Komisaris dan Direksi SMBR di antaranya Komisaris Independen Chowadja Sanova, Komisaris Hadi Daryanto yang hadir via Online lalu Direktur Utama Daconi Khotob, Direktur Fungsi Keuangan & SDM Rahmat Hidayat, Direktur Fungsi Operasi Suherman Yahya dan didampingi oleh Vice President of Corporate Secretary Bashtony Santri beserta tim penyusun buku sejarah SMBR.

Related Topics