BUSINESS

Industri dan Transportasi Masih Sumbang Emisi 401 Juta Ton pada 2060

Kementerian ESDM lakukan kaji pengurangan emisi hingga 2060.

Industri dan Transportasi Masih Sumbang Emisi 401 Juta Ton pada 2060Emisi CO2. (Pixabay/Pixource)
by
26 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan simulasi penghitungan untuk mengurangi gas rumah kaca (GRK) hingga 2060. Sektor tranpostasi dan industri manufaktur diperkirakan masih menyumbangkan emisi 401 juta ton setara karbon dioksida.

“Jadi dalam kajian simulasi kami menggunakan modeling bahwa transportasi dan industi ini di 2060 masih keluarkan emisi, yang cukup besar angkanya,” Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyatakan dalam acara Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 yang disiarkan secara virtual, Jumat (26/11).

Dalam paparannya,emisi yang dihasilkan sektor tranportasi pada 2020 mencapai 132,9 juta ton setara karbon dioksida, dan industri manufaktur 105,1 juta ton setara karbon dioksida. Sedangkan emisi terbesar dihasilkan dari pembangkit listrik energi fosil, yakni 279,3 juta setara karbon dioksida.

Emisi 401 juta ton, kata Dadan, juga setara dengan emisi yang dihasilkan dari batu bara yang dibakar oleh pembangkit listrik berkapasitas 50 gigawatt-jam (GWh).

Menurutnya, salah satu solusi yang mungkin bagi sektor transportasi adalah mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik. “Jadi, kami ingin mengajak untuk mencari cara-caranya seperti apa kita akan bergerak untuk sektor industri dan transportasi dan sisi efisensi, sisi diversifikasi, dan dari energi juga,” ujarnya.

Klaim pembangkit capai emisi nol pada 2060

Dalam simulasi pengurangan emisi ESDM, Dadan menyebut pembangkit listrik di Tanah Air akan mencapai nol emisi pada 2060. “Jadi tidak hanya net zero, tapi untuk listrik ini emisinya road map kami adalah nol,” ujarnya.

Pada 2030 pembangkit listrik masih menghasilkan emisi 695 juta ton setara karbon dioksida. Dan, mulai terjadi penurunan signifikan di tahun sama mencapai 642 juta ton ton setara karbon dioksida.

Kemudian terjadi peningkatan emisi kembali pada 2039, yang puncaknya 706 juta ton setara karbon dioksida. Pembangkit fosil rampung pada 2040, dan pemerintah mulai menekan emisi karbon dari pembangkit listrik secara drastis. Dengan begitu, proyeksi nol emisi bakal dicapai pada 2060.

Related Topics