Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (kanan) dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tonye Wenas. (Sumber: PTFI)

Jakarta, FORTUNE - PT Freeport Indonesia (PTFI) membidik produksi 1,7 miliar pound tembaga dan 1,8 juta ounce emas pada 2023. Menurutnya, target tersebut tidak terpengaruh oleh proyeksi harga komoditas global tahun depan yang diperkirakan bakal mulai melandai.

"Kami akan produksi sesuai mine plan kami. Apakah harganya turun atau naik, kami tidak fokus ke situ. Kita fokus pada hal-hal yang bisa dikerjakan. Sustainable target production karena kami ini price taker," ujar Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, saat ditemui di DPR, Rabu (7/12).

Meski demikian, Tony optimistis permintaan tembaga ke depan akan terus meningkat. Sebagai logam berkualitas paling baik untuk penghantar listrik, kebutuhan tembaga diperkirakan terus tumbuh seiring meningkatnya tren elektrifikasi dalam upaya menurunkan emisi. Apalagi saat ini banyak dibangun pembangkit listrik yang ramah lingkungan.

"Tembaga ini digunakan 70 persen penghantar listrik. Sekarang ramai-ramai lagi bangun power plant yang renewable. Itu akan butuh tembaga lebih banyak dibandingkan PLTU," katanya.

Tony juga menjelaskan perusahaannya terus mendukung program hilirisasi mineral di Indonesia. Saat ini, PTFI tengah merampungkan pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan atau smelter tembaga kedua di Gresik Jawa Timur. Hingga saat ini, progres pembangunannya mencapai 45 persen, dan akhir tahun ini diharapkan 50 persen jadi dan 2024 nanti siap produksi.

"Hilirisasi itu adalah bagian ekosistem, kata Pak Presiden [Joko Widodo]. Ekosistem electric vehicle (EV) dan tembaga adalah salah satu bagian dari ekosistem itu," ujar Tony.

Potensi pendapatan dari smelter baru PTFI

Editorial Team

Tonton lebih seru di