BUSINESS

Garuda Indonesia Dapat Perpanjangan Bayar Utang 3 Tahun ke Pertamina

Perpanjangan bayar utang upaya pulihkan kinerja perusahaan.

Garuda Indonesia Dapat Perpanjangan Bayar Utang 3 Tahun ke PertaminaShutterstock/Mas Jono
29 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan berbagai langkah restrukturisasi untuk memulihkan kinerja keuangan yang kini dalam kondisi kritis. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan langkah restrukturisasi menjadi opsi yang paling tepat dan relevan dalam menunjang upaya pemulihan kinerja perseroan.

Salah satu caranya dengan memperkuat sinergi bersama perusahaan pelat merah lain, salah satunya PT Pertamina (Persero).

"Kami berhasil memperoleh kesepakatan perpanjangan waktu pembayaran kewajiban usaha selama tiga tahun dari total outstanding yang tercatat hingga akhir tahun 2020 terhadap Pertamina," ujarnya melalui keterangan resmi, seperti dikutip Antara 

Ia menambahkan, kesepakatan tersebut juga terus diperkuat melalui diskusi penjajakan restrukturisasi bersama Pertamina untuk kewajiban usaha yang tercatat pada tahun 2021 ini. Harapannya, langkah yang telah berhasil dijajaki bersama Pertamina maupun berbagai mitra usaha lainnya sejauh ini, menjadi fondasi fundamental bagi kelangsungan bisnis Garuda Indonesia kedepannya.

"Di tengah percepatan langkah restrukturisasi bersama mitra usaha, perusahaan memastikan seluruh aspek kegiatan operasional penerbangan akan tetap berlangsung dengan normal, dimana kami berkomitmen untuk senantiasa mengoptimalkan standar layanan penerbangan yang aman dan nyaman untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat maupun pengangkutan kargo bagi sektor perekonomian nasional," kata Irfan.

Isu Pelita Gantikan Garuda

Sejumlah kalangan berharap berbagai upaya restrukturisasi tersebut dapat memposisikan Garuda sebagai perusahaan penerbangan yang dapat terus diandalkan serta mendominasi pasar domestik dan internasional.

Pasalnya, belakangan muncul wacana untuk mengganti Garuda dengan Pelita Air lantaran kian besarnya beban keuangan yang ditanggung perusahaan 

Menanggapi wacana ini, pengamat penerbangan Arista Atmadjati mengungkapkan, jika penutupan Garuda Indonesia dilakukan akibat permasalahan keuangan, makabke depan tantangan yang akan dihadapi oleh Pelita Air sebagai penggantinya akan berbeda.

“Posisi Garuda Indonesia tidak mudah digantikan dengan Pelita Air. Hal tersebut lantaran Garuda Indonesia memiliki sarana prasarana yang sangat besar termasuk jumlah pesawat dan rute yang dilayani yang tidak sebanding dengan Pelita Air saat ini," tuturnya.

Di samping itu, Pelita Air juga belum memiliki citra perusahaan sebaik Garuda Indonesia. Perlu waktu bertahun tahun untuk mendatangkan pesawat maupun mengembangkan rute penerbangan internasional.

Arista justru menyarankan Pelita Air untuk mengisi slot penerbangan perintis atau feeder di sejumlah pulau di seluruh Indonesia. Selain mengisi slot penerbangan perintis, Pelita Air pun dapat membuka jasa angkutan barang/kargo dan komoditas perikanan di wilayah Indonesia Timur, juga dapat memaksimalkan bisnis perawatan dan pemeliharaan pesawat.

Related Topics