BUSINESS

PGN Minta Harga Gas di Hulu Naik US$4,72 per MMBTU, Ini Alasannya

PGN sudah sambungkan jaringan gas ke 982.000 rumah.

PGN Minta Harga Gas di Hulu Naik US$4,72 per MMBTU, Ini AlasannyaDok. PGN
03 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) meminta harga gas dinaikkan menjadi US$4,72 per million British termal unit (MMBTU). Subholding gas PT Pertamina (Persero) itu mengeklaim harga gas saat ini yang sebesar US$6,5–7 per MMBTU tidak lagi mengacu pada kondisi pasar terkini.

Direktur Utama PGAS, Muhammad Haryo Yunianto, mengatakan kenaikan harga gas sangat diperlukan untuk menutupi biaya produksi dan memastikan perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan menghasilkan keuntungan.

"Semoga bantuan ini diberikan oleh Kementerian ESDM dan kami juga sudah menulis surat permohonan tersebut," ujarnya dalam rapat di Komisi VII DPR, Kamis (1/2).

PGN juga menyatakan kenaikan harga gas akan membantu memacu pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi perusahaan di pasar global.

Kenaikan harga gas akan berdampak pada beberapa sektor, seperti industri manufaktur dan pembangkit listrik. Perusahaan- perusahaan yang bergantung pada gas sebagai sumber energi akan memiliki beban lebih besar karena kenaikan harga, dan ini mungkin akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan tingkat produktivitas.

PGN meminta pemerintah untuk mempertimbangkan permintaan ini dan memastikan harga gas tetap seimbang dengan kondisi pasar. Pemerintah akan memutuskan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak setelah mempertimbangkan dampak kenaikan harga gas terhadap perekonomian dan masyarakat.

Meski demikian, kata Haryo, PGN akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memastikan kenaikan harga gas tidak berpengaruh pada stabilitas ekonomi dan dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

Jaga tingkat pengembalian investasi 

Dalam kesempatan tersebut, Haryo juga menyampaikan PGN memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan kepada masyarakat dengan harga terjangkau, namun juga harus mengembalikan investasi yang dilakukan. Oleh karena itu, perusahaan harus mencari cara untuk mempertahankan kemampuan dalam membangun jaringan gas sesuai dengan rencana pemerintah.

Hingga 2022, jumlah pembangunan jaringan gas mencapai 982.000 sambungan rumah (SR), terdiri dari 597.708 SR yang didanai dari APBN dan 382.652 SR dari investasi PGN.

Untuk tahun ini, target pembangunan jaringan gas mencapai 1 juta SR. PGN akan menyediakan 400.000 SR melalui investasi internal, sementara sisanya akan dipenuhi melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan melibatkan swasta. Haryo berharap pemerintah dan swasta lain dapat membantu menyelesaikan sisa dari target pembangunan jaringan gas, yaitu 600.000 SR.

Related Topics