Jakarta, FORTUNE - Produsen ban, Goodyear Tire & Rubber (GT.O) menyepakati rencana rasionalisasi dan reorganisasi tenaga kerja di Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Hal itu berpeluang mengakibatkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 1.200 karyawan perusahaan.
Keputusan tersebut diambil setelah aktivis investor Elliott Investment Management pada Mei lalu mengkritik Goodyear yang dianggap mismanajemen dan tertinggal dari kompetitornya, seperti Michelin dan Bridgestone.
Elliott, yang kini memiliki 10 persen saham di perusahaan ban tersebut juga mendorong Goodyear melakukan peninjauan operasional dan penjualan tokonya.
“Restrukturisasi ini akan menghasilkan penghematan ‘signifikan’ dari 2024 hingga 2025 yang dilakukan ketika perusahaan berupaya merampingkan bisnisnya dan memperbaiki struktur biaya,” tulis Goodyear, Jumat (8/9) dikutip dari Reuters.
Perusahaan yang berbasis di Ohio ini memperkirakan total biaya sebelum pajak sekitar US$210 juta dan US$230 juta pada 2025 karena restrukturisasi.Salah satu perusahaan ban tertua berusia 125 tahun itu berharap dapat menginformasikan kepada investor perihal rencana yang lebih luas mengenai perusahaan pada kuartal keempat.
Goodyear mengumumkan kerugian sebesar 73 sen per saham pada kuartal kedua, dari laba sebesar 58 sen per saham pada tahun sebelumnya.