Harga Minyak Global Turun Seiring Kesepakatan Sementara Israel-Hamas

- Harga minyak global turun setelah kesepakatan damai Israel-Hamas
- Minyak mentah Brent turun 0,51% menjadi US$65,91 per barel
- Kesepakatan gencatan senjata Gaza meredakan risiko gangguan pasokan minyak
Jakarta, FORTUNE - Harga minyak global terus alami penurunan, setelah sehari sebelumnya ditutup melemah 1,6 persen. Pelemahan ini terjadi seiring meredanya risiko perang menyusul kesepakatan tahap awal antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri konflik di Gaza.
Dikutip dari Reuters, pada perdagangan Jumat pagi (10/10), minyak mentah berjangka Brent turun 34 sen, atau 0,51 persen menjadi US$65,91 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 38 sen, atau 0,61 persen, menjadi US$ 62,17 per barel.
Pada Kamis, Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, menandatangani perjanjian gencatan senjata, sebagai bagian dari upaya perdamaian yang diinisiasi Presiden Donald Trump.
Kesepakatan yang diteken tersebut menyatakan bahwa konflik akan dihentikan sementara. Israel akan mundur sebagian dari Gaza, dan Hamas akan membebaskan semua sandera yang tersisa sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan yang ditahan Israel.
"Kesepakatan gencatan senjata Gaza merupakan langkah besar untuk mengakhiri perang dua tahun yang telah meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak," kata Daniel Hynes, analis di ANZ, dikutip Jumat (10/10).
Sebelumnya, harga minyak naik karena kekhawatiran bahwa konflik bisa mengganggu pasokan minyak. Dengan kemajuan kesepakatan ini, kekhawatiran itu mulai mereda. Namun fokus pasar kembali pada potensi kelebihan pasokan minyak, terutama karena OPEC dan sekutunya tengah mencabut sebagian pemotongan produksi.
"Persediaan minyak mentah AS naik untuk minggu kedua berturut-turut, tetapi tetap mendekati level terendah musiman. Sementara stok Cushing dan produk olahan turun, menurut data EIA," demikian dikutip dari Trading Economics, Jumat (10/10).
Faktor lain yang turut menambah tekanan harga ialah kekhawatiran investor soal penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan dapat melemahkan ekonomi Amerika dan menurunkan permintaan minyak. Kondisi tersebut dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Amerika dan menurunkan permintaan minyak di negara konsumen minyak mentah terbesar di dunia itu.