Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Pertamina Geothermal Energy. (dok.PGE)

Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri BUMN II Pahala Nugraha Mansury mengatakan pemerintah batal membentuk holding pembangkit listrik panas bumi (geothermal) dan membawanya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski demikian, Kementerian BUMN tetap mendorong PT Pertamina Geothermal (Persero) dapat melakukan initial public offering (IPO) di akhir tahun.

"Kita berharap bisa dilakukan tahun ini, barharap di awal dari triwulan keempaat tahun 2022 bisa teralisir.  Dari sisi pemenuhan dokumentasi dan lain sebagiannya ini lagi sedang dalam proses," ujarnya usai menjadi acara di Indonesia Milienial dan Gen-Z Summit, Rabu (29/9).

Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah berencana membentuk holding pembangkit listrik panas bumi dengan menggabungkan aset pembangkit geothermal (PLTP) yang berada di bawah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT PLN Gas dan Geothermal (PLN GG), PT Indonesia Power, dan PT Geo Dipa Energi yang merupakan special mission vehicle di bawah Kementerian Keuangan.

Setelahnya, perusahaan tersebut direncanakan IPO untuk meraup dana segar pengembangan panas bumi di Indonesia. Targetnya, menjadikan kapasitas PLTP di Indonesia terbesar di dunia--dari posisi ketiga saat ini.

Namun, kata Pahala, berdasarkan kajian yang telah dilakukan, proses tersebut belum dapat dilakukan untuk dalam situasi sekarang. "Pada waktu itu kami sudah kaji. Sebetulnya pada saat ini memang secara regulasi masih belum memungkinkan, maka kita fokus melakukan IPO untuk Pertamina Geothermal dulu," ujarnya.

Rencana awal pembentukan holding

Editorial Team