Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Danau Kaolin, bekas tambang timah, Pulau Belitung. (Wikimedia Commons)

Jakarta, FORTUNE – Indonesia menyimpan harga karun berbentuk mineral logam yang diburu banyak negara dunia. Komoditas itu adalah Logam Tanah Jarang (LTJ) yang dianggap sebagai salah harta karun super langka dan menjadi komoditas pertambangan yang banyak dicari banyak negara. 

Direktur Utama PT Timah Tbk, Achmad Ardianto, mengatakan LTJ berjenis monasit dan banyak terkandung dalam timah. Pihaknya bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sedang berupaya mengekstraksi monasit untuk diproses kembali menjadi monasit hidroksida.

“Sekarang ada 300 ton stok monasit hidroksida, siap untuk dikembangkan lebih jauh,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (11/4).

Namun, menurut Achmad, LTJ belum bisa diproses lebih lanjut, karena terkendala teknologi, pasar, tata kelola, serta aturan pengusahaannya.

“Kita mau pastikan juga end user (pengguna LTJ) kita ada, nggak perlu swasta. Bisa juga pemerintah RI untuk kuasai apakah untuk penerbangan, pertahanan," ucapnya.

Harta karun yang banyak diminati negara lain

Ilustrasi Monasit. (Wikimedia Common)

Achmad mengatakan, LTJ saat ini banyak dicari oleh negara-negara seperti Cina dan Amerika Serikat (AS). Tiongkok bahkan menurutnya sudah menginginkan untuk membeli semua kandungan LTJ di Indonesia.

“Saat ini Lockheed Martin–perusahaan penerbangan dan pertahanan AS–sudah menunjukkan ketertarikannya untuk membeli logam tanah jarang dari Indonesia,” ucapnya.

Untuk itu, Achmad meminta dukungan pemerintah berupa regulasi dalam pemanfaatan harta karun langka ini, terutama regulasi untuk memproteksi investasi dalam pemanfaatan atau pengembangan logam tanah jarang itu.

"Selain regulasi, kemudian penetapan pasar. Selain pasar yang kita punya, yang minat baik itu dari Amerika dan Cina, tetapi tentu karena ini LTJ sebaiknya dimaksimalkan untuk bangsa dan negara," katanya.

Eksplorasi LTJ di Indonesia masih terbatas

Editorial Team

Tonton lebih seru di